SORONG (PAPUA BARAT) - Keuskupan Manokwari-Sorong di Propinsi Papua Barat menyalurkan bantuan bagi para korban banjir dan tanah longsor yang telah menewaskan 99 orang dan melukai ratusan lainnya. Lebih dari 68 orang dinyatakan masih hilang.
Hujan lebat yang menimbulkan bencana pada 4 Oktober itu mengakibatkan ratusan rumah, dua sekolah, dua rumah sakit, dan sebuah hotel di Wasior, Desa Teluk Wondama, rusak parah.
“Kami sedang mengumpulkan bantuan seperti mie instan, telur, pakaian layak pakai, selimut, dan tenda dari umat Katolik di keuskupan,” kata Pastor Mendardus Harsono, kepala Paroki St. Augustinus di Manokwari kepada ucanews.com, 6 Oktober.
Ia mengatakan para pastor paroki dari 24 paroki di keuskupan itu sepakat untuk mengumpulkan dana dari umat paroki, serta menggunakan kas paroki masing-masing untuk membantu para korban.
Pastor Harsono menambahkan bahwa mereka mengalami masalah dengan transportasi dan komunikasi.
“Kami tidak bisa menggunakan pesawat karena Bandara Wasior sementara ditutup akibat tergenang banjir. Untuk itu kami berencana untuk bekerjasama dengan Angkatan Laut guna menggunakan kapal perang mereka,” katanya.
“Kami juga sulit berkoordinasi dengan 472 umat Katolik di wilayah yang terkena bencana, namun kami meminta mereka membangun dapur umum untuk membantu para korban,” tambahnya.
Pastor Paulus Sigit Pramudji, ketua Caritas Indonesia (Karina), mengkonfirmasikan bahwa ia sedang mengontak Gereja lokal. “Kami juga akan menyalurkan bantuan,” katanya.
Sementara itu Klemen Tinal, Bupati Mimika, Propinsi Papua, mengatakan, “Saya berharap LSM-LSM, media dan yang lainnya bisa berkoordinasi satu sama lain untuk membantu para korban.”
Agung Laksono, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat mengatakan pemerintah pusat akan menyalurkan 200 juta rupiah dalam bentuk tunai untuk membantu para korban.
Hujan lebat yang menimbulkan bencana pada 4 Oktober itu mengakibatkan ratusan rumah, dua sekolah, dua rumah sakit, dan sebuah hotel di Wasior, Desa Teluk Wondama, rusak parah.
“Kami sedang mengumpulkan bantuan seperti mie instan, telur, pakaian layak pakai, selimut, dan tenda dari umat Katolik di keuskupan,” kata Pastor Mendardus Harsono, kepala Paroki St. Augustinus di Manokwari kepada ucanews.com, 6 Oktober.
Ia mengatakan para pastor paroki dari 24 paroki di keuskupan itu sepakat untuk mengumpulkan dana dari umat paroki, serta menggunakan kas paroki masing-masing untuk membantu para korban.
Pastor Harsono menambahkan bahwa mereka mengalami masalah dengan transportasi dan komunikasi.
“Kami tidak bisa menggunakan pesawat karena Bandara Wasior sementara ditutup akibat tergenang banjir. Untuk itu kami berencana untuk bekerjasama dengan Angkatan Laut guna menggunakan kapal perang mereka,” katanya.
“Kami juga sulit berkoordinasi dengan 472 umat Katolik di wilayah yang terkena bencana, namun kami meminta mereka membangun dapur umum untuk membantu para korban,” tambahnya.
Pastor Paulus Sigit Pramudji, ketua Caritas Indonesia (Karina), mengkonfirmasikan bahwa ia sedang mengontak Gereja lokal. “Kami juga akan menyalurkan bantuan,” katanya.
Sementara itu Klemen Tinal, Bupati Mimika, Propinsi Papua, mengatakan, “Saya berharap LSM-LSM, media dan yang lainnya bisa berkoordinasi satu sama lain untuk membantu para korban.”
Agung Laksono, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat mengatakan pemerintah pusat akan menyalurkan 200 juta rupiah dalam bentuk tunai untuk membantu para korban.
Sumber: CathNews Indonesia