CAPE TOWN (AFSEL) - Para hacker komputer membuat ribuan orang Kristen kehilangan kesempatan berpartisipasi dalam Kongres Penginjilan Dunia Lausanne di Cape Town, Afrika Selatan, minggu ini.
Sebuah serangan cyber dibuat di situs “GlobaLink”, website yang didirikan oleh panitia kongres sehingga semua orang percaya dari seluruh dunia dapat menghadiri konferensi selama seminggu dari jauh.
Pihak penyelenggara kongres tidak mengatakannya secara pasti, namun sumber di dalam kepemimpinan Lausanne mengungkapkan tersangka serangan cyber ini berasal dari Cina.
Pemerintah Cina menahan 200 jemaat gereja rumah untuk menghadiri konferensi.
Meskipun menemui banyak aral melintang, Kongres Lausanne dapat berjalan dengan sukses sejauh ini. Konferensi berakhir pada tanggal 25 Oktober 2010.
Beberapa dari mereka yang mengikuti konferensi ini juga mengikuti konferensi Lausanne di Swiss pada tahun 1974 dan berpartisipasi di Lausanne II di Manila, Filipina.
Vonette Bright berada di Berlin barat, Jerman, pada tahun 1966 bersama dengan Billy Graham, saat ratusan evangelis berkumpul untuk berbagi ide tentang bagaimana menyebarkan Injil ke seluruh dunia. Delapan tahun kemudian, Graham menyelenggarakan Kongres Lausanne pertama di Swiss.
“Saat itu adalah waktu ketika kami berbicara tentang strategi,” kenang Bright.
Vonette Bright dan almarhum suaminya Bill Bright mendirikan Campus Crusade for Christ, sebuah organisasi yang telah menyentuh banyak orang di seluruh dunia dengan Injil.
“Saya datang (ke Cape Town) dengan antisipasi tersebut untuk melihat kesatuan yang lebih besar dari Tubuh Kristus dan kita dapat bergandengan tangan bersama untuk menunjukkan secara nyata bahwa Kekristenan itu adalah untuk dunia,” ujar Bright.
Paulus Eshleman juga hadir pada Kongres Lausanne tahun ini. Beliau merupakan pendiri dari “The Jesus Film”, sebuah proyek film penginjilan yang telah disaksikan oleh miliaran orang di seluruh dunia.
Bagi Eshleman, tugas penginjilan seluruh dunia masih jauh dari selesai “Alkitab berkata bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh Firman Kristus, tapi kita memiliki empat ribu bahasa dan tidak memiliki Alkitab,” ujarnya. “Yesus berkata kepada kita untuk memuridkan semua bangsa dan kita masih memiliki ribuan kelompok, lebih dari 3.000 orang, yang tidak memiliki gereja, tidak ada misionaris dan bahkan tidak ada orang yang berencana pergi ke sana.”
Generasi muda yang menghadiri konferensi ini memiliki penghargaan dan rasa syukur yang tinggi atas orang-orang seperti Billy Graham dan juga setiap orang yang telah bekerja untuk Amanat Agung.
“Mereka menginspirasi kami untuk menyadari bagaimana generasi kami akan merespon tantangan zaman ini,” ujar Michel Oh dari Lausanne Younger Leaders Team.
“Melihat dua tiga orang yang dulu seusia saya begitu berapi-api dan sangat bergairah sampai saat ini membuat saya dapat melihat bahwa generasi saya dapat berlari sebagaimana teladan yang diberikan oleh para pendahulu kami,” tambah Jeremy Weber, peserta dari Kanada.
Lebih dari 4.000 peserta Lausanne mempersiapkan diri untuk menyebar dari Cape Town ke penjuru bumi. Mereka pergi dengan gairah baru untuk menyelesaikan perlombaan kehidupan dan dengan inspirasi dari para pendahulu yang bergerak sebelum mereka.
Sumber: Jawaban