JAKARTA - Konferensi para pemimpin Kristiani (APTC) dalam proses transformasi di Asia Pacific dibuka oleh Menko Kesra Agung Laksono di GBI City Tower, TCT Building, Jakarta (Minggu, 10/10).
Pembukaan diawali dengan sambutan singkat dan renungan singkat Firman Tuhan oleh Koordinator Umum TCI (Transformation Connection Indonesia) Dr. Iman Santoso, Ph.D. Pengertian transformasi menurutnya, suatu perubahan holistik kearah situasi yang lebih baik.
"Perubahan bukan hanya dibidang moral spiritual saja tetapi dalam bidang-bidang penting antara lain Arts and Media, Business, Church, Development of The Poor, Education, Family and Governance," ujarnya.
Ia menambahkan, APTC (Asia Pacific Transformation Conference) adalah bagian dari Gerakan Global Transform World (TW) yang diluncurkan melalui konferensi TW di Indonesia tahun 2005. Perkembangan lebih lanjut, gerakan ini meluas ke berbagai negara antara lain Asia Tenggara, Asia Selatan, Korea, Amerika-Serikat, Amerika Latin, Afrika, dan lain-lain.
"Indonesia, dalam ketaatan pada panggilan menjadi garam dan terang dunia, sejumlah kaum profesional dan pemimpin Kristiani telah bekerja-sama sebagai katalis dalam wadah Forum TCI," ujarnya.
Dengan nada prihatin, ia mengatakan bahwa propinsi-propinsi dengan mayoritas masyarakat Kristen di kawasan Indonesia Timur mendapatkan peringkat terendah soal kelulusan Ujian Nasional 2010. "Selain itu, soal korupsi, narkoba dan AIDS juga merajalela di kawasan ini," katanya.
Mencermati masalah-masalah yang terjadi di Indonesia, menurutnya, hal itu tidak dapat dipisahkan dari masalah-masalah internasional di era globalisasi saat ini. "Saat ini diperlukan langkah nyata dan tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi datang kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih guna mewujudkan suatu perubahan yang nyata," ujarnya.
Suatu bangsa bisa diberkati Tuhan, kata Dr. Iman, mereka harus memulainya dengan Tuhan dan Firman-nya. "Hal ini berdasarkan Kitab Kejadian 1:1 dan Yohanes 1:1," ujarnya. Tentang transformasi, ia mengatakan bahwa hal itu bukan semata-mata berkaitan dengan perubahan fisik tetapi keselamatan selamanya. "Transformasi adalah suatu proses membangun atau menciptakan kembali (re-create) negara dari reruntuhan. Transformasi yang sejati adalah Tuhan bekerja dan kita juga bekerja," demikian Dr. Iman.
Tokoh TCI ini mengkritisi suatu kota dengan struktur bangunan yang indah tetapi penuh dengan kasus perceraian, anak-anak terlantar dan lain sebagainya.
Ia optimis jika Tuhan bekerja, maka orang akan alami transformasi seutuhnya pada bidang-bidang antara lain keluarga, komunitas dan bangsa. Tokoh TCI ini memberikan contoh tentang pohon, yang memiliki tiga unsur untuk bekerja-sama yakni daun, buah dan ranting.
"Jika semua bekerja-sama maka hal itu akan menghasilkan buah,hasilnya akan berdampak secara luar biasa. Pertumbuhan suatu pohon perlu penyiraman bahkan dengan air mata," katanya. Dr. Iman selanjutnya mengutip Nats Efesus 4:16 4:16 "Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih".
Dengan memakai deskripsi sederhana, ia menagatakan bahwa suatu pohon yang besar akan dimulai dengan pertumbuhan dari pohon yang kecil."Saling kerja-sama dengan LSM, NGO, lembaga pelayanan dan Pemerintah maka negara akan alami transformasi," katanya.
Menko Kesra mengatakan dalam sambutan singkatnya bahwa pada tahun 2008, Human Development Index Indonesia berada di urutan ke-109 dari 179 negara. "Diharapkan pada tahun 2014 mendekati peringkat ke-100," katanya.
Mantan Ketua DPR ini optimis, dibidang pendapatan, rata-rata per tahun pada 2008 mencapai nilai USD 2.271 per orang dan pada tahun 2014 diharapkan mencapai USD 4.000 per orang dalam satu tahun. Angka kemiskinan pada tahun 2009 mencapai persentase 14 persen dan pada tahun 2014 diharapkan turun menjadi 8 persen di tahun 2014. Pengangguran terbuka pada tahun 2009 mencapai 8,1 persen dan pada tahun 2014 diharapkan turun ke angka 5 persen.
Dibidang kesehatan, umur harapan hidup pada tahun 2010-2015 mencapai usia 70,5 tahun jika dibandingkan tahun 2008 yang mencapai usia 68 tahun. Kementeriannya saat ini melakukan upaya penanggulangan kemiskinan melalui program pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, kebudayaan, inovasi teknologi dan pengelolaan bencana.
"Di bidang penanggulangan kemiskinan, kami akan bekerja-sama dengan pihak masyarakat, termasuk dengan lembaga yang dipimpin Pdt. Shepard Supit," ujarnya. Kantor yang dipimpin Agung Laksono membagi bidang penanggulangan kemiskinan menjadi 3 cluster yakni bantuan terpadu berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha kecil dan mikro.
Bantuan terpadu berbasis keluarga kata Menko, merupakan bantuan yang diberikan kepada orang cacat, jompo, pendidikan dan beras bagi orang miskin, program jaminan bagi masyarakat miskin. "Istilahnya cluster pertama ini kami memberikan bantuan seperti memberikan ikan bukan kail," ujarnya.
Cluster kedua (pemberdayaan masyarakat), pemberian bantuan dalam bentuk pemberian alat-alat kerja alias memberikan kail bukan ikan. Pemberdayaan usaha kecil dan mikro (cluster ketiga) meliputi kredit usaha rakyat, peningkatan dana penjaminan Pemerintah untuk garansi bank Rp. 2 triliun per tahun menjadi 20 triliun per tahun. "Dalam kurun waktu 5 tahun, diharapkan garansi ini bisa naik menjadi 100 triliun," ujarnya.
Dibidang perkreditan, pihaknya akan mengupayakan penurunan suku bunga dan meminimalisasi persyaratan kredit yang ketat. "Melalui cara ini, diharapkan di Indonesia bisa muncul 5 juta orang pengusaha yang kelak bisa menyerap pekerja dalam jumlah 20-25 juta orang.
Diakhir sambutannya, Menko Kesra mengharapkan agar peserta seminar APTC bisa memberikan rumusan nyata dalam penanggulangan kemiskinan. "Berkat dukungan gereja, angka kemiskinan bisa turun menjadi 0 persen", ujarnya optimis.
Hal senada disampaikan Pdt. Niko Njotorahardjo tentang transformasi total yang akan terjadi di Indonesia. "Saya berdoa, melalui APTC ini kita semua mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan dan akan berjalan sesuai dengan rencana dan tuntunannya," ujarnya.
Menurut Pdt. Niko, menjelang kedatangan Kristus kedua kalinya ini, Roh Kudus akan dicurahkan secara luar biasa kepada gereja-Nya. Tujuannya ialah, agar orang percaya menjadi saksi Kristus. "Saya percaya hal ini akan berdampak pada terjadinya kegerakan dan kebangunan rohani yang dahsyat pada tujuh bidang (seven sphere) seperti disebutkan oleh Dr. Iman Santoso. Dengan demikian, akan tiba masa kelimpahan, tidak ada kekerasan dan penduduknya ialah semua orang benar seperti ditulis dalam Yesaya Pasal 60, " kata Pdt. Niko.
Seminar APTC ini menghadirkan para pembicara dan peserta dari berbagai negara seperti Myanmar, Filipina, Singapura, Korea Selatan, India, China (Hongkong), Papua Nugini, Fiji, Amerika-Serikat, Australia dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Acara terdiri dari penyampaian visi transformasi oleh Pdt. Niko Njotorahardjo, Dr. Vishal Mangalwadi, Dr. James Hwang. Misi transformasi, pertemuan strategis bagi transformasi, diskusi grup regional, pesan-pesan transformasi inspiratorial, pertemuan puncak para pemimpin Kristen. Acara akan diakhiri dengan penyerahan "Jakarta Consensus" kepada Gubernur DKI Jakarta di Balai Agung (Kompleks Kantor Gubernur) pada hari Rabu (13/10), sekaligus penutupan acara seminar APTC. Sumber GBI Kapernaum