Monday 4 October 2010

Monday, October 04, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Misa di Katedral Santa Gemma Ketapang Diwarnai Nuansa Etnik.
KETAPANG (KALBAR) - Tiga lelaki berpakaian adat Dayak maju ke depan altar gereja Katedral Santa Gemma Ketapang. Duduk bersila, menyalakan dupa, menyampaikan salam pembuka, lalu mereka melaksanakan tugas.

Bukan melakukan tradisi ritual adat Dayak, atau membaca mantera di dalam Gereja. Tetapi mereka adalah petugas bacaan liturgi, serta pemazmur (penyanyi lagu pujian) yang menjalankan tugasnya.

Demikianlah, misa hari Minggu 19 September 2010 di Gereja Katedral Santa Gemma Ketapang berlangsung lain dari biasanya. Dipimpin langsung Uskup Ketapang Mgr Blasius Pujaraharja Pr, suara gong, gamelan, musik sape’, serta lagu-lagu bernuansa dayak tampil dominan.

Hari itu, memang gereja Katedral Ketapang melaksanakan misa inkulturasi dengan nuansa Dayak Ketapang. Berikutnya, misa inkulturasi juga akan memakai nuansa etnik lain, misalnya Jawa, Batak, Flores dan Tionghoa.

Pastor Paroki Katedral, Mateus Juli Pr, menjelaskan, misa bernuansa etnik ini sengaja dilaksanakan menyambut kegiatan 100 tahun misi Katolik di Ketapang tahun depan. Selain itu, misa etnik ini juga mengingatkan bahwa Gereja Katolik dibangun oleh masyarakat dari berbagai etnis dan budaya.

Gereja juga sangat menghargai nilai-nilai budaya dan simbol budaya masyarakat yang mendukung iman umat”, demikian Pastor Mateus Juli Pr.

Sumber:Tribun News.com