Sunday 10 October 2010

Sunday, October 10, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca OFM: Mencintai Sesama dan Alam itu Mutlak.
KRAMAT (JAKARTA) - Para pastor, suster, bruder, frater dan kaum awam Fransiskan hendaknya tidak mengeksploitasi persaudaraan namun meningkatkan hubungan yang baik di antara sesama dan juga dengan lingkungan, kata vikaris provinsial Fransiskan Indonesia.

Pada Misa 4 Oktober, Pesta St. Fransiskus Assisi, Pastor Peter C. Aman OFM, vikaris provinsial Ordo Fransiskan di Indonesia, mengingatkan para Fransiskan bahwa mengeksploitasi persaudaraan itu bertentangan dengan ajaran pendiri mereka.

Sekitar 300 Fransiskan menghadiri Misa itu di aula Gereja Hati Kudus di Kramat, Jakarta Pusat. Sebuah drama dipentaskan berkaitan dengan tema acara itu, ‘Menjadi Saudara bagi Semua,’ yang dibawakan oleh suster dan frater.

“Kita mengikuti St. Fransiskus Assisi karena ia berbuat berdasarkan mandat Injil, khususnya persaudaraan dan kesederhanaan,” kata Pastor Aman kepada hadirin.

“Spiritualitas Fransiskus ini masih relevan dengan situasi saat ini, di mana kekerasan dan egoisme masih terjadi,” katanya.

Dengan meminta Fransiskan untuk mempertahankan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh St. Fransiskus Assisi, Pastor Aman mengajak para anggota komunitasnya agar “membangun persaudaraan dengan sesama dan lingkungan.”

Tahun 1979, mendiang Paus Yohanes Paulus II menjadikan St. Fransiskus Assisi sebagai pelindung untuk ekologi.

Berbicara dengan ucanews.com setelah Misa, Pastor Martinus Harun OFM mengatakan bahwa St. Fransiskus Assisi menentang kekerasan dan merangkul para musuhnya menjadi sahabat.

“Krisis (yang kita hadapi sekarang) adalah ekologi dan kemanusiaan. Maka, spiritualitas St. Fransiskus Assisi masih relevan,” tambah Pastor Harun, dosen STF Drikaryara di Jakarta.

Pakar Kitab Suci itu menjelaskan bahwa Komisi Keadilan dan Perdamaian serta Keutuhan Ciptaan (JPIC) Fransiskan mencoba menghadapi krisis ini dengan mempromosikan nilai-nilai kehidupan.

Maria Magdalena Yoke, seorang awam Fransiskan, mengakui bahwa ia mengikuti St. Fransiskus Assisi karena nilai-nilainya. “Nilai-nilai ini membantu saya membangun solidaritas dan persaudaraan dengan sesama dan lingkungan,” kata wanita awam 52 tahun itu.