TIMIKA (PAPUA) - Ribuan penganut Katolik dari wilayah pesisir dan pedalaman Mimika, Paniai, Nabire, Intan Jaya, sejak 30 September hingga Selasa (5/10), terus berdatangan ke Timika guna menghadiri peresmian Gereja Katedral Tiga Raja Timika pada Kamis (7/10).
Saat ini di Kota Timika, Papua, tepatnya di gedung SD YPPK Waonaripi, SMP YPPK St Bernadus dan SMA YPPK Tiga Raja Timika dipadati oleh umat yang datang dari pedalaman.
Sebagian umat yang tidak tertampung di tiga sekolah itu terpaksa mencari sendiri tempat penginapan di rumah-rumah kerabat mereka di Timika.
Mereka juga membawa bekal berupa sagu dan makanan lainnya lantaran panitia tidak menyediakan makanan khusus bagi umat yang datang dari pedalaman.
"Ini pesta umat, umat sendiri yang menyiapkan bekal mereka masing-masing," kata Ketua Panitia Konsekrasi Gereja Katedral Timika, Andreas Hindom.
Ia mengatakan, umat yang sudah tiba di Timika sebagian besar berasal dari suku Kamoro yang bermukim di wilayah pesisir Mimika Barat yakni dari Kampung Ararau, Kapiraya, Tapermai, Amar, Kawar, Kipia, Kokonao, Timika Pantai, Kekwa, Ipaya, Mikawapuka dan lainnya.
Sejak 30 September panitia telah mengerahkan lebih dari 70 armada truk untuk menjemput umat di Pelabuhan Paumako, Distrik Mimika Timur.
Sementara umat Katolik dari wilayah pedalaman seperti Nabire, Enarotali, Moanemani, Intan Jaya juga terus berdatangan ke Timika menggunakan penerbangan perintis Associated Mission Aviation (AMA).
Pada Senin (4/10), pesawat AMA melakukan penerbangan sebanyak enam kali untuk menjemput umat dan tim pastoral dari Nabire dan Moanemani.
Pada Selasa ini umat Katolik dari Kabupaten Intan Jaya didamping langsung bupatinya akan tiba di Timika dengan menggunakan pesawat "airfast" jenis "twin otter" yang disewa sendiri oleh pemda setempat.
Hindom memperkirakan umat Katolik Keuskupan Timika yang akan mengikuti perayaan misa konsekrasi peresmian Gereja Katedral Timika mencapai sekitar 20 ribu orang.
"Kita semua bersyukur karena telah membangun gedung gereja sebagai tempat untuk pengembangan dan pemberdayaan iman umat," katanya.
Ia juga berharap kehadiran gedung gereja yang megah itu dapat mempererat hubungan dan tali silahturahim antara umat Nasrani dengan umat Islam serta umat beragama lainnya di wilayah Timika.
"Kehadiran gedung Gereja Katedral Timika tidak saja menjadi kebanggaan umat Nasrani tetapi juga semua masyarakat Timika karena menjadi ikon daerah. Mari kita bersama-sama menjaga keamanan dan saling menghormati agar seluruh rangkaian acara menyambut peresmian Gereja Katedral Timika berlangsung sukses," harap Hindom.
Suasana di sekitar Gereja Katedral Timika sendiri menjelang peresmian gedung gereja tersebut semakin meriah. Setiap petang hingga tengah malam digelar panggung hiburan dengan menampilkan atraksi budaya masyarakat lokal dari berbagai kampung di wilayah pesisir Mimika maupun suku-suku pegunungan.
Tidak itu saja, umat Katolik dari suku-suku lain di luar Papua juga menampilkan atraksi budaya mereka masing-masing.
Saat ini di Kota Timika, Papua, tepatnya di gedung SD YPPK Waonaripi, SMP YPPK St Bernadus dan SMA YPPK Tiga Raja Timika dipadati oleh umat yang datang dari pedalaman.
Sebagian umat yang tidak tertampung di tiga sekolah itu terpaksa mencari sendiri tempat penginapan di rumah-rumah kerabat mereka di Timika.
Mereka juga membawa bekal berupa sagu dan makanan lainnya lantaran panitia tidak menyediakan makanan khusus bagi umat yang datang dari pedalaman.
"Ini pesta umat, umat sendiri yang menyiapkan bekal mereka masing-masing," kata Ketua Panitia Konsekrasi Gereja Katedral Timika, Andreas Hindom.
Ia mengatakan, umat yang sudah tiba di Timika sebagian besar berasal dari suku Kamoro yang bermukim di wilayah pesisir Mimika Barat yakni dari Kampung Ararau, Kapiraya, Tapermai, Amar, Kawar, Kipia, Kokonao, Timika Pantai, Kekwa, Ipaya, Mikawapuka dan lainnya.
Sejak 30 September panitia telah mengerahkan lebih dari 70 armada truk untuk menjemput umat di Pelabuhan Paumako, Distrik Mimika Timur.
Sementara umat Katolik dari wilayah pedalaman seperti Nabire, Enarotali, Moanemani, Intan Jaya juga terus berdatangan ke Timika menggunakan penerbangan perintis Associated Mission Aviation (AMA).
Pada Senin (4/10), pesawat AMA melakukan penerbangan sebanyak enam kali untuk menjemput umat dan tim pastoral dari Nabire dan Moanemani.
Pada Selasa ini umat Katolik dari Kabupaten Intan Jaya didamping langsung bupatinya akan tiba di Timika dengan menggunakan pesawat "airfast" jenis "twin otter" yang disewa sendiri oleh pemda setempat.
Hindom memperkirakan umat Katolik Keuskupan Timika yang akan mengikuti perayaan misa konsekrasi peresmian Gereja Katedral Timika mencapai sekitar 20 ribu orang.
"Kita semua bersyukur karena telah membangun gedung gereja sebagai tempat untuk pengembangan dan pemberdayaan iman umat," katanya.
Ia juga berharap kehadiran gedung gereja yang megah itu dapat mempererat hubungan dan tali silahturahim antara umat Nasrani dengan umat Islam serta umat beragama lainnya di wilayah Timika.
"Kehadiran gedung Gereja Katedral Timika tidak saja menjadi kebanggaan umat Nasrani tetapi juga semua masyarakat Timika karena menjadi ikon daerah. Mari kita bersama-sama menjaga keamanan dan saling menghormati agar seluruh rangkaian acara menyambut peresmian Gereja Katedral Timika berlangsung sukses," harap Hindom.
Suasana di sekitar Gereja Katedral Timika sendiri menjelang peresmian gedung gereja tersebut semakin meriah. Setiap petang hingga tengah malam digelar panggung hiburan dengan menampilkan atraksi budaya masyarakat lokal dari berbagai kampung di wilayah pesisir Mimika maupun suku-suku pegunungan.
Tidak itu saja, umat Katolik dari suku-suku lain di luar Papua juga menampilkan atraksi budaya mereka masing-masing.
Sumber: Metro TV