KUPANG, (NTT) -- Umat Katolik Stasi Semau, Paroki St. Gregorius Agung Oeleta, Keuskupan Agung Kupang, merayakan pesta perak mengenang 25 tahun gereja Katolik hadir di Pulau Semau, Minggu (17/10/2010).
Perayaan dipusatkan di halaman Kapela Gereja St. Thomas di Dusun Kaisalun, Desa Akle, Kecamatan Semau Selatan, diawali dengan misa syukur dipimpin Pastor Paroki St. Gregorius Agung Oeleta, Rm. Enos Dau, Pr. Selain umat, tujut hadir sejumlah tokoh agama lainnya, tokoh adat dan pemuda GMIT.
Tema perayaan misa syukur, Pergilah dan Wartakan Injil ke Seluruh Dunia.
Romo Enos Dau dalam khotbahnya, mengharapkan umat Katolik mencitakan suka cita dengan semua orang. Menurutnya, rasa sykur dan suka cita harus dibagi dengan semua orang dan sesama.
"Dua puluh lima tahun keberadaan umat Katolik di Pulau Semau adalah satu peristiwa iman. Hal ini membuktikan adanya karya agung Allah dalam diri umat di Pulau Semau. Dari kaca mata iman, keberadaan umat Katolik di Pulau Semau merupakan kehendak Allah. Allah senantiasa berpihak pada orang-orang yang mau menjalankan kehendaknya," kata Romo Enos Dau.
Camat Semau Selatan, Paul Ndun diwakili Kepala Desa Uitiuh Ana Joni Thobias Batuk mengatakan, kehadiran gereja Katolik di Pulau Semau menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Semau.
"Umat Katolik dirasakan semakin rukun dan berkualitas serta senantiasa serasi dengan sesama pemeluk agama lainya. Semakin serasi dan bersatu maka dapat meningkatkan hubungan toleransi antar umat beragama di Pulau Semau," kata Thobias.
Menurut Thobias, pesta perak ini memberi tanda bahwa gereja dan umat Katolik di Pulau Semau semakin dewasa dan cukup matang. Gereja sebagai salah satu tempat pembinaan mental umat dapat menumbuh kembangkan iman umat. Pemerintah kecamatan, jelas Thobias, mendukung keberadaan umat Katolik di Semau Selatan.
"Setiap usaha yang kita lakukan ada yang berjalan melewati onak dan duri, namun sekarang umat Katolik Semau yang dulunya menabur dengan air mata tetapi saat ini telah menuai dengan bersorak-sorak. Faktanya saat ini, umat Katolik di Pulau Semau bisa merayakan pesta perak. Ini sebagai salah satu tanda keberadaan umat katolik di Pulau Semau," katanya.
Ketua Stasi Pulau Semau, Melkianus Bella, menyatakan sangat bersyukur dengan terlaksananya pesta perak. Menurutnya, di Pulau Semau sudah ada empat kapela.
"Saya sampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat semau serta semua pihak yang telah mendukung terlaksananya pesta perak ini," ujar Bella.
Perayaan dipusatkan di halaman Kapela Gereja St. Thomas di Dusun Kaisalun, Desa Akle, Kecamatan Semau Selatan, diawali dengan misa syukur dipimpin Pastor Paroki St. Gregorius Agung Oeleta, Rm. Enos Dau, Pr. Selain umat, tujut hadir sejumlah tokoh agama lainnya, tokoh adat dan pemuda GMIT.
Tema perayaan misa syukur, Pergilah dan Wartakan Injil ke Seluruh Dunia.
Romo Enos Dau dalam khotbahnya, mengharapkan umat Katolik mencitakan suka cita dengan semua orang. Menurutnya, rasa sykur dan suka cita harus dibagi dengan semua orang dan sesama.
"Dua puluh lima tahun keberadaan umat Katolik di Pulau Semau adalah satu peristiwa iman. Hal ini membuktikan adanya karya agung Allah dalam diri umat di Pulau Semau. Dari kaca mata iman, keberadaan umat Katolik di Pulau Semau merupakan kehendak Allah. Allah senantiasa berpihak pada orang-orang yang mau menjalankan kehendaknya," kata Romo Enos Dau.
Camat Semau Selatan, Paul Ndun diwakili Kepala Desa Uitiuh Ana Joni Thobias Batuk mengatakan, kehadiran gereja Katolik di Pulau Semau menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Semau.
"Umat Katolik dirasakan semakin rukun dan berkualitas serta senantiasa serasi dengan sesama pemeluk agama lainya. Semakin serasi dan bersatu maka dapat meningkatkan hubungan toleransi antar umat beragama di Pulau Semau," kata Thobias.
Menurut Thobias, pesta perak ini memberi tanda bahwa gereja dan umat Katolik di Pulau Semau semakin dewasa dan cukup matang. Gereja sebagai salah satu tempat pembinaan mental umat dapat menumbuh kembangkan iman umat. Pemerintah kecamatan, jelas Thobias, mendukung keberadaan umat Katolik di Semau Selatan.
"Setiap usaha yang kita lakukan ada yang berjalan melewati onak dan duri, namun sekarang umat Katolik Semau yang dulunya menabur dengan air mata tetapi saat ini telah menuai dengan bersorak-sorak. Faktanya saat ini, umat Katolik di Pulau Semau bisa merayakan pesta perak. Ini sebagai salah satu tanda keberadaan umat katolik di Pulau Semau," katanya.
Ketua Stasi Pulau Semau, Melkianus Bella, menyatakan sangat bersyukur dengan terlaksananya pesta perak. Menurutnya, di Pulau Semau sudah ada empat kapela.
"Saya sampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat semau serta semua pihak yang telah mendukung terlaksananya pesta perak ini," ujar Bella.
Sumber: Pos Kupang