DEPOK (JABAR) – Presiden Amerika Serikat, Barak obama yang melakukan kunjungan kenegaraan selama kurang dari satu hari (9-10/11/2010) mengadakan Kuliah Umum di Universitas Indonesia di Depok dan dihadiri oleh lebih dari sekitar lebih dari 2000 orang serta dijaga ketat oleh ribuan aparat kemamanan baik dari Indonesia maupun dari Amerika.
Pada pidato kuliah umumnya ini peran kebebasan beragama dan pelestarian budaya menjadi salah satu poin penting. Ia memuji tingginya toleransi yang telah dilakukan oleh antar umat di Indonesia, Sebagai Kristiani yang dibesarkan dengan berbagai macam budaya yang telah ia jalani sejak kecil, ia dapat memahami permasalahan yang terjadi di sebuah negara multi ras, multi agama dan multi kultur seperti Indonesia yang menurutnya tidak beda jauh dengan Amerika.
Indonesia dan Amerika mempunyai banyak kesamaan, mulai dari kepahitan sejarah dijajah oleh bangsa lain, perbedaan suku bangsa yang berdiam, luas wilayah yang besar hingga bentuk kenegaraan sehingga banyak hal yang dapat ia mengerti dan pahami dari Indonesia.
Ia menyatakan kekagumannya atas toleransi antarumat beragama di Indonesia. Kebebasan agama menurutnya sangat penting sebab hal ini adalah hal yang mendasar dalam kehidupan. Amerika Serikat sendiri sangat menjunjung tinggi kebebasan beragama dan Indonesia adalah negara spiritual yang memberikan hak kepada warganya untuk bebas memilih agama yang diyakini walaupun negeri ini mayoritas muslim “Negara ini memberikan kebebasan kepada tiap-tiap warganya untuk memilih keyakinan mereka tanpa ada ketakutan, paksaan dan larangan” ujarnya .
Ia juga memuji kemampuan Indonesia untuk menumpas gerakan terorisme yang melakukan kekerasan dengan menggunakan topeng agama tanpa ada kompromi.
Obama juga menuturkan kesannya saat mengunjungi mesjid Istiqlal yang merupakan simbol kemandirian dan juga bukti dari perjuangan seluruh warga Indonesia meraih kemerdekaannya. Selain itu juga bangunan yang digambar oleh seorang arsitek Kristen bernama Friedrich Silaban kelahiran Bonandolok, Sumatera Utara ini menurutnya merupakan satu tanda bahwa Indonesia adalah negara demokratis yang menghargai perbedaan agama.
Ia juga mengajak setiap umat beragama di Indonesia agar saling menghargai sesama mereka dengan tidak memandang perbedaan yang ada namun memandang tujuan utama yakni menjaga perdamaian di dunia. "Saya juga melihat masjid dan gereja berdampingan, ini membuktikan agama di Indonesia bisa hidup berdampingan dengan damai."
Menurutnya umat beragama bebas menjalankan ibadah dan saling mengunjungi sesama mereka yang beda agama, baik umat Kristen yang mengunjungi mesjid sebagaimana yang dilakukannya saat menunjungi mesjid Istiqlal tadi pagi ataupun sebaliknya. “Sebagai Kristen yang datang ke mesjid, saya juga menyarankan muslim agar dapat masuk kedalam gereja sebab tidak ada yang melarang hal itu, persatuan lebih kuat dari pada perpecahan” tegasnya
Selain pernyataan tentang toleransi antarumat beragama ia juga membahas tentang perkembangan ekonomi dan demokrasi yang terjadi di indonesia yang kian meningkat dari hari kehari sehingga dapat menguntungkan kedua belah negara dan lebih penting lagi dapat memakmurkan rakyat kecil.
Usai menyampaikan kuliah umum ia pun berjabat tangan dengan beberapa undangan dan mahasiswa serta kemudian menaiki kendaraan kepresidenan dan menuju ke bandara udara Halim Perdanakusuma. Kuliah Umum ini merupakan penutup kunjungan kenegaraanya di Indonesia. Tujuannya kemudian adalah menuju Seoul, Korea Selatan Untuk mengikuti Konfrensi G20. (Tim PPGI)
Pada pidato kuliah umumnya ini peran kebebasan beragama dan pelestarian budaya menjadi salah satu poin penting. Ia memuji tingginya toleransi yang telah dilakukan oleh antar umat di Indonesia, Sebagai Kristiani yang dibesarkan dengan berbagai macam budaya yang telah ia jalani sejak kecil, ia dapat memahami permasalahan yang terjadi di sebuah negara multi ras, multi agama dan multi kultur seperti Indonesia yang menurutnya tidak beda jauh dengan Amerika.
Indonesia dan Amerika mempunyai banyak kesamaan, mulai dari kepahitan sejarah dijajah oleh bangsa lain, perbedaan suku bangsa yang berdiam, luas wilayah yang besar hingga bentuk kenegaraan sehingga banyak hal yang dapat ia mengerti dan pahami dari Indonesia.
Ia menyatakan kekagumannya atas toleransi antarumat beragama di Indonesia. Kebebasan agama menurutnya sangat penting sebab hal ini adalah hal yang mendasar dalam kehidupan. Amerika Serikat sendiri sangat menjunjung tinggi kebebasan beragama dan Indonesia adalah negara spiritual yang memberikan hak kepada warganya untuk bebas memilih agama yang diyakini walaupun negeri ini mayoritas muslim “Negara ini memberikan kebebasan kepada tiap-tiap warganya untuk memilih keyakinan mereka tanpa ada ketakutan, paksaan dan larangan” ujarnya .
Ia juga memuji kemampuan Indonesia untuk menumpas gerakan terorisme yang melakukan kekerasan dengan menggunakan topeng agama tanpa ada kompromi.
Obama juga menuturkan kesannya saat mengunjungi mesjid Istiqlal yang merupakan simbol kemandirian dan juga bukti dari perjuangan seluruh warga Indonesia meraih kemerdekaannya. Selain itu juga bangunan yang digambar oleh seorang arsitek Kristen bernama Friedrich Silaban kelahiran Bonandolok, Sumatera Utara ini menurutnya merupakan satu tanda bahwa Indonesia adalah negara demokratis yang menghargai perbedaan agama.
Ia juga mengajak setiap umat beragama di Indonesia agar saling menghargai sesama mereka dengan tidak memandang perbedaan yang ada namun memandang tujuan utama yakni menjaga perdamaian di dunia. "Saya juga melihat masjid dan gereja berdampingan, ini membuktikan agama di Indonesia bisa hidup berdampingan dengan damai."
Menurutnya umat beragama bebas menjalankan ibadah dan saling mengunjungi sesama mereka yang beda agama, baik umat Kristen yang mengunjungi mesjid sebagaimana yang dilakukannya saat menunjungi mesjid Istiqlal tadi pagi ataupun sebaliknya. “Sebagai Kristen yang datang ke mesjid, saya juga menyarankan muslim agar dapat masuk kedalam gereja sebab tidak ada yang melarang hal itu, persatuan lebih kuat dari pada perpecahan” tegasnya
Selain pernyataan tentang toleransi antarumat beragama ia juga membahas tentang perkembangan ekonomi dan demokrasi yang terjadi di indonesia yang kian meningkat dari hari kehari sehingga dapat menguntungkan kedua belah negara dan lebih penting lagi dapat memakmurkan rakyat kecil.
Usai menyampaikan kuliah umum ia pun berjabat tangan dengan beberapa undangan dan mahasiswa serta kemudian menaiki kendaraan kepresidenan dan menuju ke bandara udara Halim Perdanakusuma. Kuliah Umum ini merupakan penutup kunjungan kenegaraanya di Indonesia. Tujuannya kemudian adalah menuju Seoul, Korea Selatan Untuk mengikuti Konfrensi G20. (Tim PPGI)