JAKARTA (NTT) - Romo Franz Magnis Suseno, SJ menyatakan setidaknya terdapat tiga aspek yang harus dilakukan bangsa Indonesia dalam memperingati Sumpah Pemuda ke 82.
Dirinya melihat belum munculnya pembangunan negara yang berdasarkan ekonomi kerakyatan. Hal itu menyebabkan terjadinya konflik dan ketegangan agama. "Ekonomi kerakyatan belum sepenuhnya terjadi di Indonesia," ujar Franz dalam Diskusi Kebangsaan di Gereja Herkulanus, Depok, Minggu (31/10).
Selain itu, Franz juga mengingatkan agar tidak terjadi lagi kekerasan terhadap kelompok-kelompok sempalan yang terdapat di Indonesia. "Pancasila saling menerima dalam perbedaan, diantara kita sendiri masih ada kelompok sempalan, jangan mengerasi mereka,kekerasan perlu ditolak mutlak, kita menyelesaikan konflik harus secara beradab," imbuhnya. Terakhir dirinya juga meminta agar dengan kecepatan penuh memberantas korupsi.
Terkait dengan umat katolik, Franz menuturkkan walau kadang mengalami kesulitan tetapi secara umum tetap diterima dengan baik. "Saya juga gembiran dalam 20 tahun terakhir, orang Katolik dengan orang Islam lebih baik," katanya.
Franz menuturkan sekitar 50 tahun yang lalu dirinya merasakan bahwa pemuka agama Katolik belum terlihat berhubungan dengan seorang kyai ataupun haji, namun sekarang jalinan kebersamaan itu terlihat. "Mungkin karena Gus Dur, mungkin bukan itu saja, Pancasila adalah suatu bangsa, demi persatuan, kita juga mengurbankan sebagian yang kita harapkan demi kita semua," tukasnya.
Dirinya melihat belum munculnya pembangunan negara yang berdasarkan ekonomi kerakyatan. Hal itu menyebabkan terjadinya konflik dan ketegangan agama. "Ekonomi kerakyatan belum sepenuhnya terjadi di Indonesia," ujar Franz dalam Diskusi Kebangsaan di Gereja Herkulanus, Depok, Minggu (31/10).
Selain itu, Franz juga mengingatkan agar tidak terjadi lagi kekerasan terhadap kelompok-kelompok sempalan yang terdapat di Indonesia. "Pancasila saling menerima dalam perbedaan, diantara kita sendiri masih ada kelompok sempalan, jangan mengerasi mereka,kekerasan perlu ditolak mutlak, kita menyelesaikan konflik harus secara beradab," imbuhnya. Terakhir dirinya juga meminta agar dengan kecepatan penuh memberantas korupsi.
Terkait dengan umat katolik, Franz menuturkkan walau kadang mengalami kesulitan tetapi secara umum tetap diterima dengan baik. "Saya juga gembiran dalam 20 tahun terakhir, orang Katolik dengan orang Islam lebih baik," katanya.
Franz menuturkan sekitar 50 tahun yang lalu dirinya merasakan bahwa pemuka agama Katolik belum terlihat berhubungan dengan seorang kyai ataupun haji, namun sekarang jalinan kebersamaan itu terlihat. "Mungkin karena Gus Dur, mungkin bukan itu saja, Pancasila adalah suatu bangsa, demi persatuan, kita juga mengurbankan sebagian yang kita harapkan demi kita semua," tukasnya.
Sumber. Pos Kupang