BANTUL (YOGYA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta polisi menjamin keamanan para pengungsi letusan Gunung Merapi yang berada di sejumlah lokasi pengungsian.
Permintaan itu disampaikan Sri Sultan terkait adanya ratusan pengungsi di Gereja Ganjuran, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY, yang diintimidasi sekelompok massa dari sebuah organisasi massa (ormas). Ormas itu memerintahkan pengungsi meninggalkan gereja.
Oleh karena itu, Sri Sultan yang kemudian menggelar rapat di Gereja Ganjuran itu meminta agar polisi menjamin keamanan para pengungsi. “Saya berharap pengungsi di setiap wilayah mendapat jaminan keamanan. Jangan sampai ada pihak yang memaksa pengungsi pindah. Bencana Merapi saja belum selesai, jangan sampai timbul masalah baru", kata Sri Sultan yang didampingi permaisuri GKR Hemas saat meninjau lokasi pengungsian di Bantul.
Sultan juga meminta aparat kepolisian bernegosiasi dengan pihak ormas yang mengusir pengungsi, agar urusan kemanusiaan bekembang dan menjadi masalah SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).
Menanggapi permintaan itu Kapolres Bantul Ajun Komisaris Besar Joas Feriko Panjaitan menjamin keberadaan pengungsi dan meminta agar pengungsi tidak resah.
Sultan datang ke Gereja Ganjuran dipicu oleh segerombolan orang dari ormas tertentu yang mendatangi pengungsi pada Senin (8/11) lalu. Kedatangan mereka meminta agar pengungsi yang berjumlah 86 orang itu pindah.
Permintaan itu disampaikan Sri Sultan terkait adanya ratusan pengungsi di Gereja Ganjuran, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY, yang diintimidasi sekelompok massa dari sebuah organisasi massa (ormas). Ormas itu memerintahkan pengungsi meninggalkan gereja.
Oleh karena itu, Sri Sultan yang kemudian menggelar rapat di Gereja Ganjuran itu meminta agar polisi menjamin keamanan para pengungsi. “Saya berharap pengungsi di setiap wilayah mendapat jaminan keamanan. Jangan sampai ada pihak yang memaksa pengungsi pindah. Bencana Merapi saja belum selesai, jangan sampai timbul masalah baru", kata Sri Sultan yang didampingi permaisuri GKR Hemas saat meninjau lokasi pengungsian di Bantul.
Sultan juga meminta aparat kepolisian bernegosiasi dengan pihak ormas yang mengusir pengungsi, agar urusan kemanusiaan bekembang dan menjadi masalah SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).
Menanggapi permintaan itu Kapolres Bantul Ajun Komisaris Besar Joas Feriko Panjaitan menjamin keberadaan pengungsi dan meminta agar pengungsi tidak resah.
Sultan datang ke Gereja Ganjuran dipicu oleh segerombolan orang dari ormas tertentu yang mendatangi pengungsi pada Senin (8/11) lalu. Kedatangan mereka meminta agar pengungsi yang berjumlah 86 orang itu pindah.