Friday, 12 November 2010

Friday, November 12, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jaringan Masyarakat Anti Kekerasan (Jamak) Jawa Timur: Kekerasan Berbasis Agama Meningkat.
SURABAYA (JATIM) - Jaringan Masyarakat Anti Kekerasan (Jamak) Jawa Timur mengungkapkan kekerasan berbasis agama di Jawa Timur masih tinggi dan terus meningkat. Pernyataan ini disampaikan Jamak sesaat setelah bertemu perwakilan Fraksi PDI-P di kantor DPRD Jawa Timur Selasa (26/10).

"Tahun 2009 lalu, kami mencatat terdapat 12 kasus kekerasan berbasis agama, tapi tahun 2010 ini hingga oktober saja sudah ada 14 kasus," kata Pendeta Simon Filantropa, Koordinator Jamak, Selasa (26/10) sore tadi.

Menurut Simon, dari 12 kekerasan berbasis agama yang terjadi pada tahun 2009, enam di antaranya merupakan kekerasan yang ditimbulkan akibat fatwa aliran sesat yang dikeluarkan Majlis Ulama Indonesia (MUI).

Sementara untuk 14 kasus yang terjadi ditahun 2010 ini, mayoritas juga masih berhubungan dengan fatwa yang dikelularkan MUI. Meski begitu, persebaran kekerasan di tahun 2010 lebih merata dan terjadi di 10 kota/kabupaten, di antaranya empat peristiwa di Surabaya, dua di Mojokerto, serta masing-masing satu peristiwa di Jombang, Malang, Sumenep, Situbondo, Jember, Banyuwangi, Bojonegoro, dan Trenggalek.

"Tak hanya itu, sepanjang tahun 2010 ini, setidaknya terdapat enam pendirian tempat ibadah di antaranya empat gereja dan dua masjid dipersulit oleh sekelompok orang," tambah dia.

Koordinator LSM CMARs, Akhol Firdaus mengatakan, kasus terbesar dari kekerasan berbasis agama ditahun ini adalah penyerangan yang dilakukan oleh Forum Umat Islam (FUI). Penyerangan ini setidaknya berupa aksi sweeping terhadap konferensi gay yang digelar di hotel Oval Surabaya pada Maret lalu.

"Selain itu juga penyerangan FUI terhadap masjid Ahmadiyah di Surabaya pada awal puasa lalu," tambah Akhol. Yang paling parah, tambah Akhol adanya aksi pengusiran yang dilakukan oleh sekelompok ormas terhadap dua anggota Fraksi PDIP Rike Diyah Pitaloka dan Ripka Ciptaning saat menghadiri sebuah acara di Banyuwangi beberapa waktu lalu.

Menanggapi pengaduan Jamak, Sugiono, anggota Fraksi PDIP DPRD Jawa Timur mengatakan, selama ini pemerintah memang lamban dan terkesan membiarkan aksi kekerasan berbasis agama. “Saya akan membawa aspirasi ini ke pimpinan DPRD,” katanya.

Jamak adalah aliansi dari 41 organisasi di antaranya Kontras Surabaya, LBH Surabaya, AJI Surabaya, CMARs (Center for Marginalized Communities Studies, dan GKI (Gereja Kristen Indonesia).
 
Sumber: Tempo