Tuesday 23 November 2010

Tuesday, November 23, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Keluarga Besar Antiokhia (KBA) Bantu Pengungsi Merapi.
YOGYAKARTA - Keluarga Besar Antiokhia (KBA) turut membantu korban bencana. Dengan dana yang terkumpul, Kamis (1/11) lalu tim KBA segera meluncur ke Yogyakarta. Kendati sejak awal keberangkatan Tim KBA sudah mengalami banyak kendala transportasi, namun tak sekalipun memupuskan keinginan tim untuk berbagi.

Selama hampir satu minggu di Yogyakarta, terhitung sejak Kamis (1/11), KBA telah menyalurkan sedikitnya 5 truk bantuan logistik, makanan maupun alas tidur ke berbagai posko bencana di antaranya di, Posko Nanggulan; Posko Paroki Boro; Posko Rusunawa Universitas Sanata Dharma, SMK Pius, SMU Vanlith, Posko Wonolelo dan di beberapa tempat lainnya.

Tak sekadar menyumbang bahan makanan dan logistik, Tim yang dipimpin oleh Gani, salah satu aktivis Gereja Reformasi Indonesia (GRI) Antokhia ini juga mengadakan berbagai aktivitas yang sifatnya menghibur dan edukatif, untuk meringkankan beban anak-anak di pengungsian. Tak hanya itu, tim yang didukung oleh banyak pihak, termasuk beberapa persekutuan doa, dan dimotori oleh pemuda dari GRI Antiokhia, juga membantu menyediakan makanan bagi sedikitnya 500 pengungsi di SMK Pius X Magelang selama satu hari. Hal ini karena permintaan dari panitia Posko SMK Pius X Magelang, lantaran ibu-ibu yang biasanya membantu memasak, hendak diliburkan sementara, mengingat pekerjaan mereka yang sangat melelahkan dan butuh istirahat.

Tentang apa yang telah dilakukan ini, salah satu tim KBA, Karly Toindo, yang juga koordinator departemen Misi GRI mengaku senang, hal ini tidak hanya lantaran apa yang telah dilakukan tapi terutama karena Tim KBA dapat secara langsung berinteraksi dengan posko yang dikunjungi, disamping turut merasakan kesusahan yang telah dirasakan oleh para pengungsi, sembari berharap dapat menolong dan meringankan beban mereka.

Karly juga berencana untuk kembali menggalang dana, dan memberi kesempatan jemaat untuk membantu korban, mengingat kebutuhan pengungsi tidak hanya sekarang ini, tapi juga pasca-bencana nanti.

SUmber: Reformata