AMBON (MALUKU)- Setelah melewati proses pemilihan Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) yang baru, untuk periode 2010-2015 mendatang, Rabu (10/11) malam atau Kamis (11/11) dini hari, peserta sidang Sinode ke XXXVI memilih Pendeta DR. J. Chr. Ruhulessin, M.Si untuk kedua kalinya, berlangsung di Gedung Gereja Maranatah-Ambon.
Ada beberapa nama calon ketua yang disodorkan oleh panitia sidang, sesuai dengan aturan pemilihan Ketua Sinode GPM. Dari 26 Klasis yang ada di Maluku, dengan utusannya masing-masing, terdapat ada 210 suara yang berhak memilih. Tetapi pada saat pemilihan berlangsung, terdapat 5 orang tidak hadir, dan diketahui oleh panitia pemilihan, yang dipimpin Drs. Lucky Wattimury, M.Si.
Dalam berproses untuk mendapatkan calon ketua, maka Pimpinan Sidang meloloskan dua nama atas pemilihan para peserta sidang. Dua nama itu adalah, John Chr. Ruhulessin dan A. J. S. Werinussa. Suasana persidangan pemilihan ketua sinode berjalan alot, dan akhirnya John Ruhulessin dipercayakan memimpin bahtera GPM ini untuk ke dua kalinya, dengan perolehan jumlah 136 suara, melebihi rekannya A. J. S. Werinussa dengan 59 suara. Sedangkan ada 9 suara yang tidak sah, dan 1 suara abstain.
Klasis Kota Ambon yang menjadi tuan rumah, selama persidangan Sinode ke XXXVI ini, sangat memberikan kon¬tribusi besar terhadap penyelenggaraan persidangan dimaksud. Terhadap itulah, Ketua Sinode terpilih menyampaikan beribu-ribu terima kasih atas semua yang telah diberikannya, sehingga terselenggaranya persidangan sinode hingga pada akhirnya.
Selama persidangan hari terakhir dengan agenda memilih Ketua Sinode GPM periode 2010-2015, dilanjutkan dengan pemilihan sejumlah perangkat Sinode lainnya, seperti 2 Wakil Ketua, 1 Sekretaris Umum dan 1 Wakil Sekretaris Umum.
Yang menjabat sebagai Wakil Ketua I adalah Pendeta J. N. Noya, M.Th, sedangkan Wakil Ketua II dijabat oleh Pendeta Ny. L. Marantika, S.Th. Dalam proses tersebut, terpilih juga Sekretaris Umum (Sekum), yakni Pendeta Vecky Untailawan, M.Th, dan Wakil Sekum Pendeta M. Pariama, Sm.Th.
Masing-masing calon, sebelum mendapatkan porsinya, terlebih dahulu di hadapan para peserta sidang menyampaikan kesepakatan untuk bersedia, baik secara tertulis maupun secara lisan, dan didengar oleh peserta sidang, terutama didengar oleh Tuhan Allah, sebagai Kepala Gereja dan Juru Selamat dunia.
Sumber: Titah Siwalima
