Sunday, 7 November 2010

Sunday, November 07, 2010
2
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pendeta Stephen Tong adakan KKR di Papua.
JAYAPURA (PAPUA) - Setelah sebelumnya diadakan di Lapangan Sinapuk, Wamena (5/11). Pada hari Sabtu (6/11) sore kemarin Pendeta Stephen Tong dari Gereja Reformasi Injili Indonesia (GRII ) mengadakan KKR PAPUA 2010 di lapangan PTC Entrop, Jayapura.

KKR ini merupakan hasil kerjasama antara PGGP (Persekutuan Gereja-Gereja di Papua) dengan STEMI (Stephen Tong International Evangelistic Ministries) yang dihadiri oleh sekitar 400-an umat Kristen yang berasal dari pelosok wilayah Jayapura.
Pdt Stephen Tong secara  langsung menyatakan sukacita yang besar sebab kerinduanya untuk dapat tiba dan bertatap muka langsung dengan umat Kristen yang berada di Papua menjadi kenyataan.
Ibadah KKR dibuka dengan doa pembukaan yang dibawakan oleh Kapolda Papua Irjen Pol Bekto Suprapto yang turut menghadiri KKR.
Pada awal khotbah, Pdt Stephen Tong  menyatakan bahwa banyak orang Kristen yang sudah kehilangan arah dalam menjalani kehidupan sebagai orang Kristen sejati sehingga dalam tiga hari tersebut ia akan membagikan dasar-dasar keimanan pengikut Kristus yang terdapat didalam Fiman Tuhan yakni pengenalan Tritunggal. “Walaupun tidak disebut dan tertulis secara langsung di dalam Alkitab, namun secara tersirat makna Tritunggal berada dalam Alkitab dari Kitab Kejadian hingga Wahyu” Jelasnya.

Perihal Tritunggal yang akan disampaikan dalam KKR tiga hari (6-8/11) di Jayapura ,  akan dibagi kedalam tiga bagian penting yakni Pekerjaan Allah Bapa, Pekerjaan Allah Anak dan Pekerjaan Allah Roh Kudus.

Pendeta STephen Tong menyatakan bahwa tiga malam ini adalah tiga malam yang penting untuk penguatan dan penyadaran Iman Kristen yang mulai luntur tergerus pengaruh-pengaruh duniawi yang kian kuat mencengkram Kehidupan manusia pada masa kini.
Pada KKR hari pertama ini, pengenalan dan pembahasan tentang Allah Bapa dan pekerjaanNya  menjadi pokok khotbah, Pdt Stephen Tong secara gamblang memaparkan segala bentuk kesalahan manusia dalam memahami Kemaha-an Allah Bapa yang tidak mungkin di mengerti secara menyeluruh melalui ilmu pengetahun dan logika. Sebab manusia sebagai ciptaanNya tidak dapat menyelami secara menyeluruh Keilahian Allah namun hanya dapat memahami bahwa Allah Bapa adalah Allah yang hidup yang memberikan manusia segala kemampuan dan berkat, yang jika diselewengkan malah menjadi kutuk dan merugikan manusia itu sendiri.
Sedangkan menjadi orang Kristen menurutnya adalah tentang penggunaan mata rohani, bukan mata duniawi dan motifasi menuju surga bukan  motifasi duniawi. Sebab seperti yang Yesus Kristus katakan bahwa mengikutiNya haruslah memikul salib dan menyangkal diri dari dunia. Ia sangat menekankan hal ini, sebab menurutnya banyak penipuan yang dilakukan oleh oknum-oknum hamba Tuhan ataupun orang-orang yang menggunakan tameng Kristen dalam khotbah dan sikap sehari-hari lebih sering menekankan kemakmuran, kesembuhan, kekayaan dan kelimpahan duniawi sedangkan pada dasarnya mengikut Yesus adalah tentang Kerajaan Sorga, walaupun sesungguhnya banyak orang Kristen yang berkati sehingga mendapat kelimpahan duniawi, namun begitu mereka tetap berfokus pada motifasi mengumpulkan kelimpahan di Surga melalui harta yang dimilikinya.
Pada kesempatan tersebut Ketua Panitia KKR sekaligus juga Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP), Pdt Lipiyus Biniluk yang turut mendengarkan Khotbah Pdt Stephen Tong menyatakan bahwa KKR ini adalah suatu bentuk dari penguatan Iman untuk umat Kristen yang berada di Papua. Menurutnya gereja-gereja yang berada di Papua perlu transformasi etika yang menyeluruh sebab jika tidak gereja-gereja tersebut menjadi gereja yang tidak mempunyai semangat rohani dan pengenalan yang intim dengan Tuhan, serta hanya sekedar lembaga dan organisasi yang dibuat oleh manusia.  
Sekretaris Panitia KKR Pdt.Dr. Stephen Tong di PAPUA, Pendeta Daniel Sukan saat ditemui usai KKR menyatakan bahwa tujuan dari KKR ini ada empat, yakni: Transformasi Doktrin, Transformasi Etika dan Moral, Transformasi Budaya dan Transformasi Kepemimpinan untuk masa depan.
Menurutnya salah satu fokus utama KKR ini adalah transformasi doktriner pada umat Kristen di Papua. “gereja-gereja di Papua masih banyak yang berbicara tentang transformasi etika dan moral sedangkan transformasi doktrin masih belum beres sebab jika gereja berbicara hanya bertumpu pada etika dan moral tanpa dasar doktriner yang benar, maka gereja tersebut akan melayani dengan tidak sempurna” ujarnya.

KKR ini berakhir pada pukul 22.00 WIT dan  akan dilanjutkan pada hari hari ini (7/11) pada pukul 17.00 WIT setelah sebelumnya akan berkhotbah di gereja di GKI Tanah Papua Jemaat Pengharapan Abepura.

Ia pribadi berharap agar umat Kristen di Jayapura dapat mengajak sesamanya untuk mengikuti KKR ini sebab KKR ini sangat memberkati dan menguatkan Iman Kristen.  
Sumber: KabarGereja