JOMBANG (JATIM) - Pemimpin agama dapat merasakan ketidakpuasan yang berkembang di masyarakat atas berbagai persoalan yang tidak tertangani dengan baik.
Mereka sudah beberapa kali mengirimkan surat ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam surat itu disampaikan beberapa persoalan penting yang berkembang di tengah masyarakat, yang bila dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan akan merusak elemen penting dalam kehidupan bermasyarakat.
"Kami sudah mengirimkan surat ke Presiden. Terakhir bulan lalu. Tetapi tidak ada jawaban, tidak ada alasan," ujar Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pdt. Andreas A. Yewangoe, dalam jumpa pers bersama yang digelar di Pondok Pesantren Tebuireng, di Jombang, Sabtu lalu, (13/11).
"Ada lagunya ini. No Reply," sambar Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Salahuddin Wahid mengutip salah satu judul lagu kelompok The Beatles dari Inggris.
Ketua Konferensi Wali Gereja (KWI) Mgr. Martinus Dogma Situmorang juga memiliki kekhawatiran serupa. Katanya, baru-baru ini KWI menggelar sidang tahunan yang dihadiri uskup se-Indonesia. Dari pertemuan itu ditarik kesimpulan bahwa masyarakat resah.
"Kami ini risau. Pemimpin agama risau. Kami mengajak semua pihak melihat bahwa kita masih ada kapital di tengah pemiskinan yang terus terjadi, ketidakadilan dan ketidaktegasan," demikian Mgr. Situmorang.
Tampak dalam foto yang dihapus oleh rakyatmerdeka.com Ketua Konferensi Wali Gereja (KWI) Mgr. Martinus Dogma Situmorang (paling kanan), Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Pendeta Andreas A. Yewangoe (kedua dari kiri), dan ekonom senior Rizal Ramli (paling kiri). Yang juga hadir dalam jumpa pers itu tetapi tidak terlihat dalam foto adalah Suhu Benny, mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir, dan mantan Mensesneg Johan Effendi.
Sumber: RakyatMerdeka