JOMBANG (JATIM) - Sejumlah tokoh lintas agama menggelar refleksi kepahlawanan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur.
Tokoh-tokoh lintas agama yang hadir dalam kegiatan itu antara lain ketua presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Martinus Dogma Situmorang OFMCap, ketua umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Andreas Yewangoe, Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono dan Pastor Antonius Benny Susetyo, sekretaris eksekutif Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI.
Selain itu hadir juga beberapa politikus antara lain Sutrisno Bachir, Rizal Ramli, dan Adhie Massardi.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Shalahudin Wahid, Sabtu (13/11) mengatakan refleksi kepahlawanan tersebut digalar sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah membela Tanah Air. Mereka juga telah mengundang pemimpin dari unsur Agama Hindu dan Budha, namun berhalangan.
Refleksi kepahlawanan dibuka oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr MD Situmorang. Menurutnya pahlawan adalah orang yang mencurahkan tenaganya secara ikhlas untuk kemajuan masyarakatnya."nilai kepahlawanan itu sesungguhnya mengemban nilai kemerdekaan untuk bangsa, bukan untuk kelompok ataupun golongan" Ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pdt Drs. Andreas Yewanggoe "Untuk konteks sekarang ini banyak muncul pahlawan kesiangan dan khusus untuk Gus Dur, meski belum mendapatkan gelar dari pemerintah, namun bagi saya beliau tetap seorang pahlawan," katanya.
Sementara itu, menurut Rizal Ramli, meski Gus Dur belum mendapatkan anugerah pahlawan, namun secara informal mantan Presiden ke-4 itu sudah mendapatkannya dari masyarakat. Hal itu terbukti dengan membanjirnya pengunjung yang berziarah ke makam Gus Dur.
"Sejak meninggal hingga saat ini makam Gus Dur selalu ramai dikunjungi oleh pezaiarah dan itu merupakan bukti bahwa Gus Dur sudah diakui sebagai pahlawan oleh bangsa Indonesia," katanya.
Selain melakukan renungan Hari Pahlawan mereka juga melakukan peresmian gedung pertemuan KH Yusuf Hasyim dan aula H Bachir Ahmad.
Sumber: KabarGereja/Kompas