AMBON (MALUKU) - Pendiri Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI), Pendeta (Pdt) DR Stephen Tong mengimbau umat Kristen Kota Ambon agar tetap memelihara kedamaian yang tercipta pascakonflik horizontal tahun 1999.
"Lupakan pembunuhan di masa lalu. Dengan mengingat cinta kasih Kristus melalui kematian-Nya, marilah kita hidup saling mengasihi," kata Stephen Tong dalam khotbah Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Umum, di Ambon, Jumat malam.
Menurut Stephen, umat Kristen di Ambon harus senantiasa menjadi pengikut Kristus yang setia dengan menjadi teladan melalui berbagai hal positif.
"Jadilah saksi dan wakil Kristus di dunia melalui keteladanmu yang melahirkan Kota Ambon yang baru dan terberkati dalam perdamaian yang terus terjaga antar umat beragama," ujarnya.
Stephen Tong yang juga pendiri Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) pada tahun 1990 ini juga mengingatkan umat untuk selalu mempraktekkan lima hal yang memperkuat iman Kristiani.
"Rajin bersekutu dalam ibadah, membaca Alkitab, berdoa, berusaha hidup dalam kesucian dan membawa kembali orang lain ke jalan Tuhan," ujarnya.
Walaupun berada dalam kondisi yang tidak sehat, Stephen Tong tetap meneruskan KKR yang sudah berlangsung sejak tanggal 10 November lalu, sehingga sempat memutarkan rekaman khotbah tentang pemahaman Tritunggal sebelum memberikan penjelasan lanjutan kepada ribuan warga yang hadir.
Koordinator Bidang Lapangan Panitia KKR Ambon 2010, Cornel Huwae mengatakan, KKR bertajuk KKR Ambon 2010 ini merupakan bagian tanggung jawab pembangunan mental spiritual STEMI untuk umat Kristen.
"Ada tiga kegiatan yang dilakukan STEMI dalam KKR ini yakni KKR Umum sejak 10-12 November, KKR Siswa pada 12 November, dan Seminar bagi para hamba Tuhan dan berbagai kalangan profesi pada 11 November," katanya.
Cornel mengatakan, antusias warga sangat tinggi, terutama pada KKR Umum yang berlangsung di Lapangan Merdeka, Kecamatan Nusaniwe itu.
"Hari pertama jumlah warga sekira 4.000-an orang, hari kedua 2.000-an dan yang terbanyak adalah hari ini yang mencapai 5.000-an. Lihat saja 5.000 kursi yang kami sediakan tidak mencukupi jumlah peserta yang datang," katanya.
Dia menambahkan selain dukungan pemerintah Kota Ambon, KKR Ambon 2010 ini juga didukung oleh berbagai pimpinan dan anggota dedominasi gereja yang ada di Ambon.
Pantauan ANTARA, para peserta KKR Umum yang memilih berdiri atau duduk mengitari lapangan karena tidak mendapatkan kursi, tetap menyimak rangkaian acara KKR yang berlangsung selama empat jam itu. Umumnya mereka adalah para remaja dan pemuda.
Secara terpisah, Hendrik Manusiwa, salah seorang peserta KKR Umum yang berdomisili di Batu Gajah, Kecamatan Sirimau, mengakui terkesan dengan materi KKR yang disampaikan Stephen Tong.
"Saya mendapatkan penyegaran pengetahuan Kristen yang baru sebagai pedoman hidup setelah mengikuti KKR ini sejak hari pertama," kata jemaat Gereja Gema Injili itu yang datang bersama putrinya itu.
Dalam KKR Ambon 2010, STIEM juga menjual 1.754 eksemplar buku rohani Kristen yang diterbitkan Momentum Christian Literature dengan kisaran harga antara Rp6.500 hingga Rp350.000. Dari 192 judul buku yang tersedia, 43 diantaranya merupakan hasil karya Stephen Tong.
Selain buku, dijual pula 1.297 buah DVD, VCD, CD dan kaset berisikan KKR Stephen Tong, seminar, konser musik klasik maupun aneka seri pembinaan iman Kristen yang beberapa diantaranya tidak hanya tersedia dalam bahasa Indonesia tetapi Inggris dan Mandarin.
Sebelumnya, Stephen Tong pernah mendatangi ibu kota Provinsi Maluku ini pada tahun 1986. Selain di Ambon, dia juga telah menyelenggarakan rangkaian KKR di sejumlah kota di Papua yakni Waimena (5 November 2010), Jayapura (6-8 November) dan Sentani (9 November 2010).
Selanjutnya, pria berkewarganegaraan Indonesia kelahiran 1940 di Xiamen, Provinsi Fujian, Republik Rakyat Cina (RRC) ini berencana akan melaksanakan khotbah selama lima hari di Singapura, dua minggu mendatang.
Stephen Tong telah menjadi penginjil sejak berusia 17 tahun dan mengajar teologi dan filosofi 25 tahun di Seminari Alkitab Asia Tenggara di Malang. Saat ini mengajar di Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia (STTRII) di Jakarta.
Sebagai pendeta, dia memiliki pengetahuan luas di bidang seni, musik, filsafat, sejarah dan arsitektur. Dia telah menulis banyak lagu gereja, menulis banyak buku rohani dan merancang beberapa bangunan gereja.
Seminar-seminarnya diadakan di berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta dan di mancanegara serta menyampaikan kotbah dalam bahasa Indonesia, Mandarin, dialek Fujian dan Inggris.
Sumber: Antara