Friday, 19 November 2010

Friday, November 19, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Suara Kenabian bagi Bangsa di Sinar Harapan.
JAKARTA - Guna mewujudkan transformasi bangsa, gereja Tuhan perlu mengambil langkah konkret segera. Hal itu mengemuka pada saat diskusi media dengan tema "Suara Kenabian bagi Bangsa Indonesia" di kantor Sinar Harapan, Jakarta (Jumat, 12/11).

Diskusi ini dihadiri beberapa hamba Tuhan seperti Ir. Rachmat Manullang, Pastor Kong (City Blessing), Antonius Nathan (Terang Indonesia), Yayasan Philadelphia, Pusat Rehabilitasi Human Trafficking (Perdagangan Manusia), Jeffry (anak muda), media-media cetak dan on line Kristen. Hadir sebagai tuan rumah yakni Pemimpin Redaksi Sinar Harapan Krisman Kaban, Web Waraouw dan beberapa jajaran Redaksi SH.

Menurut Rachmat Manullang, proses transformasi (bangsa) sedang berjalan saat ini. Hal utama yang harus berubah ialah pola pikir dan peran media penting untuk menyuarakan hal ini. Menyoroti kinerja media Kristiani, tokoh ini mengatakan, dirinya tidak menemukan pandangan media yang menyuarakan pandangan Kristen soal transformasi. "Jika hal ini dibiarkan saja, maka media (Kristen) akan mengalami kemunduran," katanya.

Dengan nada bertanya, ia menambahkan, apakah hal ini dipicu oleh ketidak-adaan media Kristen yang memiliki kapasitas atau suatu bentuk ketidakpedulian terhadap situasi bangsa ?. Tuhan Allah akan bekerja dengan segala macam cara untuk memberkati bangsa Indonesia, salah satunya melalui penyampaian pesan-pesan-Nya. "Meskipun demikian, hal itu tidak terbatas pada penyampaian nats-nats Firman Tuhan. Tetapi, pesan Tuhan bisa disampaikan bagaimana dengan cara menterjemahkan hal itu menjadi suatu pesan bagi bangsa dengan konteks sederhana, bisa dimengerti dan menjadi solusi," ujarnya.

Rachmat berpandangan, penyampaian kebenaran tidak selalu identik dengan nubuat, tetapi berkaitan dengan suatu kebenaran. Pesan Tuhan harus disampaikan secara murni, demi kepentingan yang lebih besar (bangsa), bukan dengan hati dan pikiran yang kecil. "Hal ini membutuhkan kepedulian gereja," ujarnya.

Berkaitan dengan kiprah media, ia menghimbau agar hamba Tuhan tidak hanya piawai (pintar) soal berkotbah di mimbar, tetapi mampu mengaplikasikan "bahasa sorgawi" untuk menjadi bahasa horizontal (manusia).

Segera keluar dari lingkaran kemiskinan, merupakan pokok pikiran Pastor Kong. Menurutnya, saat ini 40% pendapatan masyarakat Indonesia kurang dari USD 2 per hari. Dari sisi Alkitab, Paulus pernah mengingatkan agar jemaat Yerusalem untuk memperhatikan kemiskinan.

Sumber keluar dari kemiskinan, menurutnya ialah seseorang harus kenal jati dirinya sendiri, percaya bahwa Yesus Kristus sebagai sumber hidup atau berkat. Selain itu, Kristus mampu memberikan mimpi, visi, ide, kreatifitas.

Pdt. Shepard Supit selaku hamba Tuhan yang jemaatnya "para kawula alit" alias masyarakat akar rumput ini menyoroti soal media Kristen yang "mati-hidup" dan kurang greget (tajam) dalam penerbitan. Suara kenabian, katanya, menyampaikan sesuatu berkaitan dengan keinginan Tuhan. "Masihkah ada media Kristen yang menyuarakan kenabian atau pengaruh yang mampu merubah opini dan tidak kompromi ?, media Kristen jangan sampai diatur oleh pemilik modal, " ujarnya.

Tiga syarat mutlak yang harus dimiliki media Kristen, disampaikan Ketua Perwamki (Persatuan Wartawan Media Kristen) Robby Repi. Syarat tersebut yakni sungguh-sungguh, totalitas dan loyal. Selain itu, menurutnya, semua pengalaman SH (Sinar Harapan) selaku media nasional bisa dibagi dengan media Kristen. "Wujudnya, bisa dalam bentuk kerja-sama, sinergis untuk menajamkan para penulis Kristen agar bisa berbicara atau menulis. Selain itu, kedua pihak perlu melakukan peningkatan kualitas menulis serta para hamba Tuhan dan orang Kristen bisa didorong untuk menulis di media.

Web Warouw dari SH berpandangan, persoalan-persoalan krusial apa yang saat ini harus mendapatkan respon secepatnya. Media Kristen bisa menjadi alat perjuangan menyuarakan kebenaran dan harus bisa dikelola secara maksimal. "SH akan memfasilitasi pertemuan ini sedikitnya satu atau dua bulan sekali,"ujarnya.

Penguasaan bahasa Indonesia secara benar, kemitraan dalam bentuk mempersiapkan kader-kader tokoh nasional merupakan pokok pikiran Jeffry. Anak muda ini prihatin melihat kenyataan bahwa media Kristen sulit mencari tokoh untuk diwawancara saat ada topik-topik penting skala nasional.

Sementara itu, Antonius Natan menambahkan, bagaimana media Kristen bisa "dirias" atau didandani lebih apik lagi sehingga media itu bisa laku di pasaran. "Perlu kerja-sama strategis dengan pemodal," ujarnya.

Sumber: GBI Kapernaum