ARSO (PAPUA) - Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas dan tanggung jawab pemerintah yang sering dilupakan, sebagaimana dialami Masyarakat di Kampung Yeti, Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua, sebab hingga saat ini belum merasakan campur tangan pemerintah dalam membangun sarana dan prasarana pendidikan.
"Orang Yeti belum siap untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, karena saat ini karena belum ada sekolah yang memadai," kata Frans Putuy, kepada JUBI (13/12).
Frans yang sehari-harinya bekerja sebagai guru jemaat di Gereja Kristen Inijili (GKI) Mahanaim di Kampung tersebut, mengungkapkan, kekurangan tenaga pengajar pada dua sekolah yang kini ada di sana.
"Hanya ada dua sekolah yaitu SD Mahanaim dan SMP Mahanaim milik Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) yang baru berjalan 3 tahun dan hanya 5 guru yang aktif mengajar dari jumlah seluruhnya 12 guru yang mengajar di kedua sekolah ini," jelasnya.
Dia menambahkan, walaupun demikian, hanya ada 2 guru yang memiliki Surat Keputusan (SK) dari pemerintah, sedangkan yang lainnya masih bersifat honor. Yeti adalah kampung dengan 160 Kepala Keluarga (KK) yang merupakan kampung baru secara administratif dengan jumlah penduduk kurang lebih 600 orang.
"Hingga saat ini belum ada sarjana di kampung kami, padahal masyarakat Yeti ingin kampung ini dibangun oleh generasi muda yang memiliki konsep pemikiran yang maju tanpa meninggalkan akar budaya," tutup Putuy di Yeti.
Dirinya berharap adanya perhatian pemerintah yang lebih serius dalam memajukan sumber daya manusia di daerahnya.
Sumber: Tabloid Jubi