Wednesday, 22 December 2010

Wednesday, December 22, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jelang Natal Penjagaan Gereja Intensif.
JAKARTA - Menjelang perayaan Natal, aparat keamanan melakukan penjagaan yang intensif pada gereja-gereja yang berada di wilayah-wilayah yang rawan terjadi teror.

Hal ini dapat terlihat dari gencarnya persiapan yang dilakukan oleh kepolisian dari beberapa daerah.

Sumatera Barat
"Jajaran Polda Sumatera Barat menyiapkan unit Jibom dari Polda Sumbar. Untuk pengamanan natal dan tahun baru dan sekitar 150 personel telah disiagakan di beberapa tempat" Ujar Kabid Humas Polda Sumbar AKBP Kawedar

Dijelaskan, seluruh anggota yang dipersiapkan itu akan ditempatkan tiga daerah yakni Padang, Bukittinggi, dan Mentawai. Hal itu senagaja dilakukan, karena saat natal dan tahun baru tiga tempat itu selalu ramai didatangi masyarakat. "Untuk antispasi yang lainnya, kami juga menyiagakan personil di beberapa pintu masuk dan keluar Sumbar. Di tempat itu, dijaga ketat oleh personel Brimob dan unsur TNI," ungkap Kawedar.

Khusus di Kota Padang sekitar 500 orang personil disiagakan untuk pengamanan natal dan tahun baru. Nantinya personil itu akan ditempatkan di 15 gereja di Kota Padang.


Jawa Timur
Polda Jawa Timur akan kerahkan 11.744 personel untuk pengamanan perayaan Natal di seluruh Jawa Timur.

Polda Jatim juga melibatkan pemuda gereja, meski jumlah personel polisi yang diturunkan untuk pengamanan sudah cukup. "Pemuda gereja yang akan membantu sterilisasi di dalam. Sehingga polisi bisa berkonsentrasi pengamanan di luar gereja," ujar Kapolda Jatim Irjen Badrodin Haiti Saat melakukan kunjungan di Gereja Katedral Hai Kudus Yesus, Surabaya(21/12)

Jawa Barat
Sedangkan Polda Jabar Akan kerahkan sekitar 12 ribu anggotanya menjaga natal 2010 "Kita akan kerahkan 12.492 anggota untuk berjaga di seluruh wilayah di Jabar," ujar Kapolda Jabar Irjen Pol Suparni Parto usai teleconference dengan Presiden RI di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Rabu (15/12)

Menurutnya pengamanan akan difokuskan di gereja dan tempat keramaian. Ketika ditanya berapa personel polisi yang menjaga gereja, Suparni menyatakan itu tergantung dari jumlah jemaatnya.

"Kita lihat dari kapasitas gerejanya, kalau menampung orang banyak, pengamanan akan diperketat," katanya.

Metro Jaya
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan pengamanan terhadap 1.642 gereja.

"Polisi akan memperketat pengawasan terhadap gereja yang dinilai rawan dengan memperbanyak pos keamanan," kata saat dihubungi, Senin (20/12).

Polda Metro Jaya mencatat, 1.642 gereja itu terdiri dari 147 gereja di wilayah Jakarta Pusat, 192 gereja di wilayah Jakarta Utara, 219 gereja di wilayah Jakarta Barat, 185 gereja di wilayah Jakarta Selatan, 182 gereja di wilayah Jakarta Timur, 128 gereja di wilayah Tangerang, 91 gereja di Kabupaten Tangerang, 259 gereja di Kota Bekasi, 123 gereja di Kabupaten Bekasi dan, 116 gereja di Depok.

Selain itu, petugas Polda Metro Jaya juga mengamankan 836 lokasi obyek vital, termasuk pusat perbelanjaan dan tempat hiburan. Sementara pos pengamanan akan didirikan sebanyak 592 lokasi, yang mencakup 98 pos di Jakarta Barat, 79 lokasi di Jakarta Pusat, 39 lokasi di Jakarta Selatan, 19 lokasi di Jakarta Timur, 7 lokasi di Jakarta Utara, 47 lokasi di Tangerang Kota, 8 lokasi di Kabupaten Tangerang, 30 lokasi di Bekasi Kota, 12 lokasi di Kabupaten Bekasi, dan 2 lokasi di wilayah Tanjung Priok.

Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya mengerahkan 9.000 personel yang terdiri dari anggota intelijen dan keamanan, penjinak bahan peledak, reserse kriminal, dan lalu lintas guna mengamankan hari raya Natal.

Perayaan Natal

Seluruh Polda pada umumnya mengimbau agar pengurus gereja dapat berkoordinasi dan melaporkan kegiatan perayaan Natal serta menyarankan agar jemaat tidak mudah terprovokasi dengan sejumlah teror.

Upaya Kepolisian untuk memperketat pengamanan Natal terkait dengan penangkapan beberapa pelaku terduga teroris di Kudus, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu serta bebagai teror kekerasan yang dilakukan oleh para teroris yang tidak menginginkan kedamaian.

Sumber: Kabargereja