JAYAPURA (PAPUA) - Kemeriahan dan sukacita Natal terdengar dimana-mana. Semua orang, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin larut dalam menyambut satu peristiwa yang seakan-akan membuat mereka lahir kembali.
Sukacita Natal itupun dirasakan oleh warga jemaat GKI (Gereja Kristen Injili) Solafide Tasangkapura dalam Ibadah Natal yang dirayakan pada hari Selasa (28/12), pukul 19:30, bertempat di gedung gereja GKI Solafide Tasangkapura, Jln Raya Tasangkapura no 18.
Ibadah yang dihadiri sekitar 200 orang ini diawali dengan ajakan beribadah kepada jemaat yang dipimpin oleh salah satu majelis jemaat dilanjutkan dengan votum dan salam serta pengakuan dosa yang dipimpin oleh Pdt Vera. H Fonataba/Chaay S.Th.
Acara dilanjutkan dengan prosesi malam kudus yang ditandai dengan pembakaran lilin natal oleh ketua jemaat, dan diikuti oleh perwakilan unsur-unsur, yaitu majelis diwakili oleh Ibu Leman, Persekutuan Kaum Bapa (PKB) diwakili oleh Bpk Leman, Persekutuan Wanita (PW) diwakili oleh Ibu Sinurat, Persekutuan Anak Muda (PAM) diwalili oleh Agus Raubaba serta Persekutuan Anak Dan Remaja (PAR) diwakili oleh Gita Tangibali.
Refleksi natal yang di pimpin oleh Pdt Vera Fonataba diawali dengan penayangan slide ilustrasi tentang seorang pria dan beberapa orang yang masing-masing memikul sebuah salib yang besar dan berat . Ditengah perjalanan, pria ini merasa tak mampu sehingga memotong sebagian dari salib itu. Dan ketika salib yang dipikulnya terasa ringan iapun melanjutkan perjalanannya hingga pada sebuah jurang yang panjang dan dalam. Beberapa orang yang tidak memotong salib mereka terus melangkah dan berhasil melewati jurang dengan bantuan salib yang dipikul. Tetapi, pria yang memotong separuh salibnya tak mampu melalui jurang itu.
Kesedihan dan penyesalan menaunginya, hingga akhirnya datang bantuan dari Seseorang yang tak dikenalnya, Ia memberikan salib baru yang kemudian digunakan sebagai jembatan untuk menyebrangi jurang tadi.
Menurut Pdt Vera Fonataba makna ilustrasi ini adalah Kehidupan penuh dengan tantangan yang menuntut pengorbanan yaitu berusaha mempertahankan terang itu dengan sekuat tenaga dalm mempertahankan hidup kita agar tidak mudah jatuh. “Kita jangan menjadi orang yang mudah putus harapan dan bersungut-sungut dalam melalui hidup ini” ujarnya
Sedangkan pokok Firman Tuhan yang diangkat adalah Yoh 12:46 “Aku telah datang kedalam kegelapan.” yang menitik beratkan pada komitmen kita sebagai anak Terang yang memikul salib di dalam kehidupan ini.
Natal yaitu lahirnya sang Juru Selamat bagi seluruh umat manusia, Dia yang sengaja lahir dalam rupa manusia dan dengan ke-Allah-anNya mampu menebus seluruh dosa UmatNya. Dia yang dibalut dengan kekudusan rela untuk turun, bahkan masuk ke dalam kehidupan yang penuh dengan kenistaan. Dia yang adalah terang itu telah duluan mengalahkan kegelapan. Kita sebagai manusia harus mensyukuri natal itu yang merupakan karunia Allah yaitu dengan mengisi hidup kita dengan bertanggung-jawab.
Ibadah dilanjutkan dengan Persembahan Syukur, Doa Syafaat dan diakhiri dengan Pengutusan dan Berkat.
Ibadah ini dihadiri oleh beberapa undangan yaitu Jemaat Pos Pelayanan Betlehem Tasangkapura, Yayasan Humania dan Perkantas Jayapura. Serta diisi dengan beberapa alunan pujian yang dibawakan oleh Duet Yayasan Humania dan Vocal Group Perkantas.
Usai Ibadah Natal dilanjutkan dengan penyampaian ucapan terima kasih oleh Panitia Hari-Hari besar gerejawi GKI Solafide Tasangkapura, yang disampaikan oleh Sekretaris panitia, Santy Rumboriyas. Serta pesan dan kesan Natal oleh ketua majelis Jemaat GKI Solafide Tasangkapura, Pdt Vera Fonataba/Chaay S.Th.
Pada akhir perayaan natal tersebut warga jemaat foto bersama Sinterklas dan peri natal di samping pohon natal.
Sumber: KabarGereja