Tuesday 21 December 2010

Tuesday, December 21, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jemaat Gereja Musafir (GMM) Soli Deo, Halla Paji Rayakan Natal Bersama.
SABU BARAT (NTT) - Damai sejahtera memiliki dua makna, bagi manusia hidup dibumi, yaitu apakah masih ada damai sejahtera ditengah dunia yang kacau balau saat ini dan masih relefankah damai sejahtera tersebut dalam kehidupan setiap pribadi anak-anak Tuhan saat ini.

Demikian Khotbah dari Pdt. Gev. Selsius Yupiter Tahun, S.Th pada acara kebaktian natal yang diselenggarakan Majelis dan Jemaat Gereja Musafir Soli Deo Halla Paji Kecamatan Sabu Liae, Jumat (17/12). Dia mendasari khotbahnya pada surat Lukas 2:14.

Menurut Pdt. Selsius Tahun, damai yang disampaikan Malaikat kepada para gembala memiliki makna ganda. Pertama, mengenai kehadiran sang pembawa damai. Kedua, misi dari kelahiran sang Bayi Natal adalah mendamaikan manusia dengan Allah.

“Dengan demikian kita bisa memaknai kelahiran sang Bayi Natal sebagai kedatangan damai sejahtera karena Allah berdamai dengan manusia”, jelas dia.

Kata damai sejahtera dibumi lanjut dia, memiliki kelanjutan arti bahwa damai tersebut keefektifannya hanya diperuntukkan bagi manusia yang berkenan kepadaNya. Artinya, tidak semua orang dapat merasakan damai sejahtera tersebut jika manusia itun tidak mau berdamai dengan dirinya sendiri dan tidak mau menerima kehadiran Allah dalam kehidupan pribadinya.

Oleh karena itu, supaya Allah berkenan menerima dan memberikan damai sejahtera tersebut kepada manusia, maka manusia harus percaya dan mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Serta mewujudkan iman dan percayanya melalui pertobatan yang sungguh-sungguh.

Miliki Arti
Sementara itu Sekretaris Kecamatan Sabu Liae, Nelson Lay Lado, S.Sos dalam sambutannya mewakili pemerintah setempat mengatakan bahwa peristiwa natal yang dirayakan Majelis dan Jemaat Gereja Musafir Soli Deo Halla Paji saat ini dan juga setiap tahunnya, memiliki arti penting dalam kehidupan setiap pribadi orang Kristen.

Oleh karena itu, peristiwa natal yang dirayakan setiap tahunnya tidak boleh dilihat sebagai suatu acara seremonial biasa tetapi harus dilihat sebagai bukti kasih Allah bagi keselamatan manusia.
“Karena itu natal merupakan moment refleksi diri dengan berlandaskan kepada Iman, pengharapan dan kasih”, sebut Nelson Lay Lado.

Kegiatan natal yang mengambil thema “damai sejahtera dibumi”, serta sub thema “dengan damai sejahtera manusia dipersatukan sebagai keluarga Kerajaan Allah”, oleh Nelson Lay Lado diingatkan bahwa thema dan sumb thema tersebut semakin memberikan penegasan bahwa natal memiliki makna dan nilai rohani yang harus diimplementasikan dalam relasi sosial maupun dalam persekutuan, persatuan, persaudaraan dan kekeluargaan.

Oleh karenanya selaku wakil dari Pemerintah Kecamatan Sabu Liae, Nelson Lay Lado menghimbau kepada semua komponen Majelis dan Jemaat Gereja Musafir Soli Deo Halla Paji, khususnya para pemuda gereja tersebut agar bersama-sama menyatukan tekad sebagai keluarga Allah untuk mensukseskan seluruh program pembangunan di Kecamatan sabu Liae.

Sumber: Koran Kursor