Wednesday 15 December 2010

Wednesday, December 15, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Komunitas Karyawan Muda Katolik (KKMK) Bogor: Orang Cacat Punya Peran Penting.
BOGOR (JABAR) - Komunitas Karyawan Muda Katolik (KKMK) Bogor menegaskan bahwa orang tidak boleh lupa akan peran penting yang dilakoni orang-orang cacat dalam masyarakat.

Pesan tersebut mereka sampaikan dengan menyelenggarakan eksibisi dan pentas seni yang melibatkan 200 anak-anak dan remaja dengan kebutuhan khusus di Bogor, Jawa Barat.

Anak-anak yang terlibat berasal dari SLB Dharma Wanita di Bogor dan SLB Pangudi Luhur. Mereka memperlihatkan hasil karya mereka seperti lukisan tradisional dan membuat batik.

Mereka mementaskan tarian dan nyanyian di hadapan sekitar 300 orang yang hadir termasuk Uskup Bogor Mgr Michael Cosmas Angkur OFM dan pegawai pemerintahan setempat.

“Dalam KKMK sendiri ada tiga pelayanan, yakni pelayanan secara profesional, pelayanan secara sosial, dan pelayanan iman. Program kali ini adalah pelayanan sosial. Kami ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa anak-anak dan remaja SLB juga bisa melakukan banyak hal,” kata Adityo Sulasanto, ketua KKMK Bogor kepada ucanews.com.

Dia mengatakan acara itu bukan hanya untuk orang Katolik, tapi semua orang. “Di sini kita semua adalah satu,” kata Adityo.

Zeno Christozen, salah seorang penggagas acara ini, menambahkan bahwa acara tersebut bertujuan ‘untuk mengangkat anak-anak dan remaja dengan kebutuhan khusus ini sehingga bisa dianggap sebagai orang-orang berprestasi.’

Ia juga berharap agar acara tersebut merupakan langkah awal bagi KKMK Bogor untuk lebih kreatif dalam melayani anak-anak dengan kebutuhan khusus.

“Mungkin pada waktu-waktu mendatang komunitas kami bisa mengajak anak-anak dan remaja ini ke museum,” katanya.

Anak-anak SLB yang ikut mengaku sangat menikmati acara tersebut.

Rachmat Lubis, yang mengembangkan kemampuannya melukis selama delapan tahun, menuntukkan kepada para pengunjung cara membuat batik. “Saya senang banyak pengunjung yang mau belajar membatik bersama saya,” kata Rahmat.

Anna Matulli, ibu dari salah satu anak SLB yang ikut menari, mengatakan dia sangat mendukung program tersebut.

“Ini menjadi ajang bagi mereka untuk menunjuk kebolehan mereka. Dengan cara ini mereka bisa dihargai dan diakui oleh orang lain,” kata Anna.