JAKARTA - Para pemuka agama dari Indonesia hari ini dijadwalkan bertemu para pemimpin agama dan pejabat pemerintahan Amerika di Washington, DC untuk mempererat hubungan agama antara kedua negara tersebut.
“Bagi Indonesia, dialog antara pemimpin agama Indonesia dan Amerika sangat penting, khususnya bagi umat Kristiani dan Muslim,” kata Theopilus Bela, sekretaris umum Indonesian Committee of Religions for Peace, sekaligus sekretaris delegasi Indonesia kepada ucanews.com beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan yang berlangsung 30 November – 3 Desember itu, sepuluh anggota delegasi Indonesia akan bertemu dengan pemimpin agama dan pejabat pemerintahan di Departemen Dalam Negeri AS dan di White House, Washington, D.C. Mereka juga dijadwalkan akan bertemu perwakilan PBB bagian dialog antaragama di New York.
“Kami akan berbagi dengan mereka contoh-contoh nyata tentang kegiatan antaragama yang telah dilakukan dalam menangani berbagai isu seperti kemiskinan, pemerintahan, pendidikan keagamaan, dan perubahan iklim,” kata Theo Bela.
Mereka juga berencana membahas tentang 1.200 serangan terhadap gereja yang terjadi sejak masa kepemimpinan Presiden Soekarno tahun 1945.
Bela juga mengatakan bahwa kunjungan empat hari tersebut merupakan tindaklanjut dari kunjungan para pemuka agama AS ke Indonesia bulan Januari lalu.
Tokoh-tokoh yang ikut dalam kunjungan tersebut termasuk Uskup Martinus Dogma Situmorang OFMCap dari Keuskupan Padang selaku ketua Konferensi Waligera Indonesia (KWI), Din Syamsuddin, ketua Muhammadiyah – Mohammad Iqbal Sullam, sekjen Nahdlatul Ulama (NU), Pdt. Andreas Anangguru Yewangoe, ketua PGI, Philip Wijaya, sekjen Walubi, Nyoman Udayana Sangging dari PHDI, Budi Santoso Tanuwibowo dari Matakin, Pdt. Elga Sarapung, direktur eksekutif Interfidei, dan Siti Musdah Mulia, ketua ICRP.
Sumber: Cathnews Indonesia