JAKARTA - Banyak agenda dan aktivitas sosial yang dilakukan beberapa organisasi dan masyarakat dalam memperingati hari HIV/AIDS sedunia yang jatuh pada hari ini Rabu 1 Desember 2010.
Sedikit dari dari kita yang memahami dan mengerti penanggulangan serta pencegahan kongkrit ketimbang sekedar berwacana dan memperingati.
Sedikit dari dari kita yang memahami dan mengerti penanggulangan serta pencegahan kongkrit ketimbang sekedar berwacana dan memperingati.
Selain pemerintah, bagian tak terpisahkan yang dapat mensosialisasikan secara tepat dan bertanggung jawab untuk mencegah pandangan negatif dari beberapa masyarakat adalah pemuka agama. Banyak pula ditemui pemuka agama yang memandang kondom dan penularan HIV sebagai bagian dari perilaku seks bebas.
Pola pikir dan penjelasan ilmiah kurang ditanggapi masyarakat terhadap virus mematikan ini. Dahulu HIV/AIDS dianggap sebagai penyakit perilaku, kini pola penyebaran virus ini telah berubah. Penularan melalui narkoba suntik banyak berkurang, sementara yang justru meningkat adalah penularan dari ibu hamil ke janin melalui plasenta dan dari suami ke istri atau sebaliknya melalui hubungan seks dengan pasangan resmi.
Bahkan cara-cara penularan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan, kini mulai banyak terungkap. Misalnya melalui transfusi darah, tukar menukar alat cukur atau mesin tatto dan bahkan melalui kontak dengan darah ketika menolong korban kecelakaan.
Pengurus Komunitas Peduli AIDS Rumah Philia, Emmy Sahertian menilai fakta-fakta baru ini seringkali dikaburkan oleh sikap para tokoh dan pemuka agama yang selalu berpandangan negatif terhadap upaya penanggulangan HIV.
Salah satunya dengan menentang penggunaan kondom. "Mungkin para ulama Kristen maupun Islam yang seperti ini terlalu banyak memikirkan surga sehingga lupa mendarat di bumi," ungkap Emmy, seperi dirilis detik Health, Rabu (1/12/2010).
Gereja Katolik misalnya, bertahun-tahun sejak pandemi AIDS menjadi perhatian dunia, selalu menolak kondom yang dianggap mengurangi nilai-nilai seks sebagai ekspresi cinta. Baru-baru ini saja Paus Benediktus XVI mengubah sikap tersebut, dengan memberikan toleransi penggunaan kondom khusus untuk mencegah penularan HIV.
Sudah saatnya kita ikut peduli bersama mencegah dan menanggulangi penyakit yang sudah menyebar luas ini. Dengan melihat kenyataan dan fakta yang ada di lapangan kita dituntut untuk tidak menutup mata dan telinga sehingga tiap cara dan tindakan baru yang diperlukan untuk pencegahan ini dapat kita ikuti sepenuhnya.
Sumber: Jawaban