TABANAN (BALI) - Tradisi "ngejot` atau memberikan daging babi kepada tetangga digelar umat kristen Desa Bongan Kabupaten Tabanan, Bali, untuk meramaikan perayaan Natal 2010.
Pendeta Rai Saul Suryadi, mengatakan, tradisi "ngejot" menjelang Natal sudah dilakukan sejak lama oleh umat kristen di daerahnya.
"Tujuannya menjaga harmonisasi antarumat beragama. Meskipun kami berbeda agama namun tetap bisa hidup berdampingan dengan aman dan damai," katanya.
Sampai sekarang warga kristiani Banjar Munduk, Desa Bongan, setia dengan tradisi ini dan mereka juga memasang penjor di depan rumah mereka.
"Sehari menjelang Natal warga memotong daging babi dan membagi-bagikan daging babi kepada para tetangga seperti yang beragama Hindu," katanya.
Di Desa sekitar satu kilometer arah selatan Kota Tabanan itu, warga juga meramaikan Natal dengan hiasan penjor layaknya umat Hindu saat merayakan Galungan, hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).
Disamping menyiapkan pohon Natal dan perniknya, warga juga mempersiapkan makanan dengan memotong babi, sama seperti dilakukan umat Hindu menjelang Galungan.
Mereka membentuk kelompok masing-masing yang setiap kelompok terdiri dari 10 sampai 14 KK.
Daging-daging babi itu kemudian dibagikan diantara kelompok mereka, lalu dibawa pulang ke rumah untuk dimasak.
Tidak hanya daging babi saja, bingkisan yang dibagikan kepada umat beragama lain itu, berisi nasi, sayur dan buah-buahan yang siap disantap.
Puncak acara yakni malam Natal semua Warga Kristen tua muda besar kecil berkumpul di Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) "Alif dan Ya" Bongan.
"Kami akan melakukan doa dan pujian, setelah serangkaian acara menjor, ngejot, maka puncaknya malam Natal dipusatkan di gereja," kata Rai Suryadi.\
Sumber: Antara