Sunday 26 December 2010

Sunday, December 26, 2010
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Warga Lereng Merapi Rayakan Misa Natal dan Pemberkatan Peralatan Pertanian.
MAGELANG (JATENG) - Perayaan Natal juga yang digelar ribuan petani di Lapangan Dusun Braman, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Magelang, Jawa Tengah. 

Warga lereng Merapi ini menggelar misa dengan pemberkatan jemaat petani, peralatan pertanian, ternak dan perlengkapan sekolah anak-anak.

Natal paska erupsi Merapi  kali ini mengusung tema "Sang Toya Yekti" yang berarti air yang menyejahterakan.

Proses perayaan Natal berjalan penuh khidmat diawali dengan pengambilan mata air Sendang Kolah di Kali Kolah, Dusun Sabrang, kurang lebih dua kilo dari lapangan. 

Misa pada Sabtu (25/12) dipimpin langsung oleh dua tokoh agama yaitu Romo Maryono dari Gereja Paroki Santa Maria Lourdes Desa Sumber, Kecamatan Dukun dan Romo Mateus Purwatno, Dekan Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Usai mengambil air di sendang, ribuan warga beserta para tokoh agama Katolik melakukan kirab dua kendil yang dibawa oleh dua ibu-ibu diikuti ribuan petani warga 11 dusun di sekitar lereng Merapi. 

Setelah sampai di lapangan Braman, dengan diikuti pembacaan doa, Romo Purwatno melakukan pemberkatan terhadap ribuan jemaat yang rata-rata petani, pemberkatan terhadap peralatan pertanian seperti cangkul, golok, gerobak besi, sekop dan lain-lain.

Romo juga melakukan pemberkatan terhadap beberapa ekor ternak yang merupakan milik warga serta perlengkapan sekolah milik ribuan anak-anak yang tinggal di sekitar lereng Merapi.

Tokoh Agama Gereja Paroki Santa Maria Lourdes Desa Sumber, Kecamatan Dukun Romo, Maryono kepada detikcom menyatakan pesan Natal yang digelar usai warga mengalami erupsi Merapi berbeda dari biasanya.

Meski ribuan warga berulang kali mengalami bencana erupsi Merapi, hal itu harus disikapi dengan penuh ketabahan dan optimisme untuk bangkit kembali menyambut kehidupan yang mendatang.

"Justru kelahiran Yesus juga lahir dalam keadaan yang seperti itu yang dialami sungguh dapat dirasakan karena membawa berkah, keselamatan dan memberikan banyak orang berikan bantuan karena cintanya," tegas Maryono.

Maryono menyatakan prosesi peringatan Natal diawali dengan pengambilan air sendang Kali Kolah yang disucikan karena air bagi warga lereng Merapi menjadi sumber hidup.

"Kita semua berdoa dan memanjatkan syukur kepada Tuhan, meminta berkah karena air masih ada walau terbatas jumlahnya untuk pertanian, untuk kesehatan dan keberlangsungan hidup bagi umat," tegas Maryono.

Pemberkatan alat-alat pertanian dilakukan sebagai bentuk dan wujud syukur. Paska erupsi Merapi, masih ada alat-alat pertanian yang bisa digunakan sebagai modal usaha bekerja di bidang pertanian.

Maryono menambahkan, ada juga pemberkatan alat-alat sekolah supaya anak-anak warga sekitar lereng Merapi tetap bersemangat untuk bersekolah, di tengah-tengah kondisi yang prihatin pasca bencana.

Usai pemberkatan, juga dilakukan dialog tentang kondisi Merapi paska erupsi yang dimoderatori oleh Kepala Gereja Paroki Santa Maria Lourdes Desa Sumber, Kecamatan Dukun Romo Vincentius Kirjito dengan pembicara Dekan Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Romo Mateus Purwatno, Kepala Desa Ngargomulyo Yatin, seniman Merapi Eko Sumartin dan petani Merapi Sugimin.

Upacara perayaan Natal ditutup oleh ribuan warga memanjatkan doa dan saling bersalam-salaman sebagai tanda kebahagiaan menyambut Natal walau di tengah-tengah keterpurukan dan berusaha untuk bangkit kembali paska erupsi Merapi.

Maryati, salah seorang petani dan sekaligus warga Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun menyatakan Natal kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kondisi paska erupsi Merapi membuat warga terpuruk dan sampai saat ini masih takut dengan keadaan Merapi.

"Semoga untuk ke depan, Merapi tidak membuat gejolak kembali karena ratusan warga mengalami trauma dan ketakutan yang sangat mendalam," tegas Maryati sambil mengeluarkan air matanya.

Maryati berharap juga anak-anak mereka diberikan kekuatan dan semangat kembali untuk bersekolah dan melakukan aktivitasnya, sehingga tidak mengakibatkan kekhawatiran yang mendalam bagi orang tua mereka.

Sumber: Detik