Monday 24 January 2011

Monday, January 24, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Akibat Salah Paham, Warga Karang Panjang dan Batu Merah Bentrok.
AMBON (MALUKU) - Dua kelompok warga di Kota Ambon, Minggu (23/1) dini hari, terlibat bentrokan. Bentrokan kali ini melibatkan warga kawasan Batu Merah dengan warga Karang Panjang, Kota Ambon.

Warga saling serang dengan menggunakan lemparan batu di jalan raya yang menjadi perbatasan kedua wilayah tersebut.

Namun, bentrokan cepat diredam setelah puluhan aparat Polres Pulau Ambon yang tiba di lokasi bentrokan memisahkan kedua kelompok warga dengan mengeluarkan beberapa tembakan peringatan.

Pascabentrokan, ratusan warga terkonsentrasi di perbatasan kedua wilayah tersebut. Suasana sekitar lokasi bentrokan tegang, warga yang tinggal di perbatasan kedua wilayah terpaksa mengungsi ke rumah kerabat mereka.

Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP Djoko Susilo, menyatakan bentrokan awalnya hanya kesalapahaman sejumlah anak muda di persimpangan Karang Panjang.

Seorang warga bernama Iwan, yang mengendarai motor, terjatuh karena dipukul di persimpangan Karang Panjang, sehingga memicu kemarahan warga lainnya. "Dari masalah pemukulan itulah, kemudian membias melibatkan warga lainnya, sehingga terjadi bentrokan dan saling serang di antara warga," kata Susilo saat memantau lokasi bentrokan.

Menurut Susilo, akibat pemukulan itu, Iwan kini dirawat di RSU Al-Fatah Ambon.

Untuk mencegah bentrokan susulan, sejak Minggu dini hari, disiagakan 1 Regu Pasukan Reaksi Cepat dan puluhan pasukan Dalmas Polres Pulau Ambon.

Ketua Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta Jhon Ruhulessin, yang turun mendatangi massa, meminta warga untuk kembali ke rumah masing-masing dan tidak terprovokasi.

"Yang terpenting ketahanan masyarakat semakin kuat, warga tidak lagi terprovokasi lebih besar, serta tidak terpengaruh terhadap situasi keamanan di Kota Ambon. Ini yang harus kita pertahankan," kata Pendeta Ruhulessin.

Ia meminta, meski bentrokan berskala kecil namun, aparat kepolisian harus cepat mengatasi masalah tersebut sehingga tidak terulang dan merembet ke tempat lainnya.

Di bagian lain, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wilayah Maluku Husein Toisuta meminta warga Ambon dan Maluku tidak terpancing dan terprovokasi atas insiden tersebut. Ia berharap agar tidak ada lagi orang-orang yang sengaja mengacaukan situasi keamanan di Ambon dan Maluku yang sudah terbina dengan baik ini.

"Prinsipnya, MUI Maluku mengiginkan agar situasi keamanan yang aman dan kondusif di Maluku saat ini harus dipelihara baik-baik, jangan sampai timbul hal-hal kecil yang bisa mengancurkan kita semua," kata Husein Toisuta.

Toisuta juga menyatakan, pengalaman konflik Ambon 1999 silam juga berawal dari perkelahian antarpemuda di Batu Merah, karena itu aparat keamanan harus mewaspadai dan secepatnya mengambil langkah terkait masalah tersebut.

"Seorang tersangka pemukulan, yang menjadi pemicu bentrokan, sudah kami tangkap, warga diminta untuk tidak terprovokasi dan menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada aparat kepolisian," kata Susilo.

Situasi keamanan di Kota Ambon sendiri pascabentrokan tidak terpengaruh. Warga tetap beraktivitas seperti biasa. Meski sempat ditutup akibat bentrokan, arus lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman Batu Merah, dan perbatasan Karang Panjang Ambon, Minggu, ini normal kembali.

Warga di perbatasan kedua wilayah yang sempat mengungsi Minggu sudah berani kembali ke rumah mereka.

Sumber:MediaIndonesia