NABIRE (PAPUA) - Ketua Dewan Paroki Gereja Katolik Bukit Merian Drs.Silvester Kobepa, menyampaikan pada akhir-akhir ini terjadi peningkatan penderitaan berbagai penyakit yang sebelumnya tidak pernah dialami orang asli papua seperti muntah darah, Kolera, kelebihan lemak, gula darah/penyakit gula dan sebagainya akibat menkonsumsi berbagai minuman dingin (fress water) dan menkonsumsi ayam bulu putih (ayam potong yang sudah di es batu) yang dijual oleh orang pendatang (nonpapua) setiap hari tanpa melihat barang yang dijual itu pantas dikonsumsi manusia atau tidak tandasnya pada hari Minggu, (9/1).
Saya pikir masalah ini merupakan bagian dari suatu pemusnahan etnis suku-suku asli di tanah papua, maka para penjual atau pedagang maupun pembeli harus hati-hati untuk menjual dan membeli demi menjaga perdamaian antar umat manusia di tahun baru 2011 dan kita harus saling mengasihi antar satu sama lain sesuai amanat Yesus Kristus sebagai pendamai bagi umat manusia, kata Kobepa.
Saya sebagai Dewan Gereja hal-hal ini harus disampaikan kepada seluruh umat gereja katolik Nabire khususnya dan hal ini perlu diisukan kepada seluruh masyarakat di tanah papua pada umumnya bahwa dilarang keras dan dilarang konsumsi barang-barang yang baru saja beredar itu, berdasarkan bukti realita yang terjadi akhir-akhir ini.
Seperti kasus para penjual orang pendatang menjual ayam bulu putih (ayam potong) yang terkena flu burung di pasar Enagotali kabupaten Paniai pada bulan NATAL (Desember) 2010 serta hasil pantauan tokoh adat, HAM dan Tokoh Agama di daerah Mee, Papua, maka berdasarkan bukti nyata ini mari kita sadar diri untuk menjadi penjual/pedagang yang benar demi orang lain, bukan hanya sekedar mencari uang dan cari untung-untungan saja untuk meningkatkan taraf hidupnya, tetapi melihat orang lain (sesama) yang dibutuhkannya.
Dan antara penjual dan pembeli harus sadar bahwa hal ini adalah saling membutuhkan untuk memenuhi hidup keluarga antar, tandasnya.
Sumber: KabarIndonesia