MUNTILAN (JATENG) - Uskup Agung Semarang Mgr Johanes Pujosumarta memuji tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi dalam membantu korban letusan Gunung Merapi. Ia juga memuji kerukunan dan sikap saling menghargai antarumat beragama di lereng Merapi.
“Di tengah keprihatinan akibat bencana Merapi muncul kesadaran untuk belarasa terhadap para korban. Ini tentu sangat membahagiakan,” kata Uskup Agung Semarang yang baru Mrg Johanes Pujosumarta seusai meresmikan Gedung Pastoran Sanjaya Muntilan, Minggu (9/1) pagi.
Menurut Uskup yag baru dilantik menjadi Uskup Keuskupan Agung Semarang (KAS), Jumat (7/11) lalu itu, sikap belarasa dan kepedulian terhadap sesama umat Tuhan tersebut selaras dengan imbauannya.
Sebagai sesama manusia, kata dia, sudah selayaknya warga lereng Merapi untuk hidup bertetangga sebagai saudara. Dengan demikian warga bisa saling tolong menolong saat ada yang mengalami kesulitan. Semua diminta untuk turut mewujudkan belarasa demi keadilan bagi semakin banyak orang.
Secara khusus, Romo Pujosumarta yang sebelumnya bertugas di Bandung itu mendoakan para pengungsi yang jatuh sakit, serta warga yang harus direlokasi dan mengungsi. “Yang sakit semoga segera sehat dan pulih kembali,” kata dia.
Dalam kesempatan ini, Pujosumarta juga menetapkan nota pastoral tentang arah dasar KAS untuk tahun 2011-2015 dengan tema gereja yang signifikan dan relevan. Nota pastoral ini dimaksudkan sebagai bahan pendalaman dan acuan dalam gerakan seluruh umat di KAS. Ia berharap umat KAS akan terus berkembang dan maju pesat.
Menurut Ketua Pembangunan Pastoran Sanjaya Muntilan Romo Gito Sumarno Pastoran Sanjaya mulai dibangun pada Februari 2010 dan seharusnya sudah selesai pada 26 Desember 2010 lalu. Namun karena berbagai kendala seperti letusan Gunung Merapi pastoran belum selesai 100 persen. Ke depan, pastoran akan terus dibangun dan dikembangkan lagi.
Sumber: SuaraMerdeka