Saturday 29 January 2011

Saturday, January 29, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Majelis Daerah V Papua Maluku Gereja Kerapatan Pantekosta Selenggarakan Seminar Rohani dan KKR.
JAYAPURA (PAPUA) - Mengawali pelayan tahun 2011, Majelis Daerah V Papua Maluku (PAMA) menyelenggarakan seminar Rohani selama dua hari, Jumat dan Sabtu (21s/d 22) 2011.

Seminar yang diikuti para hamba Tuhan, gembala jemaat dan pengurus MD PAMA ini menghadirkan tiga pembicara, masing-masing, Pdt Joshua KH Madjid MM,PhD, Pdt Ben Bernard Yakob dan Pdt Johanis Sambo, BE M.Th

Salah satu dari tiga materi yang dibahas dalam seminar kemarin, adalah Sumber Kutuk dan Penyelesaiannya. Meteri ini sangat berkolerasi dengan Thema Seminar yakni Tahun ini Lebih Baik dari Tahun Sebelumnya.

Semua orang punya harapan dan iman agar bisa sukses dalam berbagai bidang kehidupan, karena itu orang ataupun kelompok selalu berusaha dan terus berusaha mengejar kesuksesan itu. Namun terkadang usaha itu sepertinya tidak membuahkan hasil bahkan sia-sia. Lalu banyak orang mulai meraba-raba dengan logikanya sendiri, jangan-jangan ini akibat kutuk?

Menurut Pdt Joshua dalam makalanya, kutuk adalah sesuatu yang nyata, dicatat dan terjadi secara nyata dialami beberapa orang dari generasi ke generasi atau orang yang hidup di bawah pengaruh kutuk.

Bayangkan bahwa ternyata Torat membawa pengaruh kutukan secara spesipik terhadap orang-orang yang menjadi penganutnya tanpa pengertian dan kesadaran dalam Roh Kudus (gal 3:10,13). “Jadi kita perlu mengetahui seluk beluk kutuk, sehingga kita dapat memeriksa keadaan diri pribadi maupun keluarga kita, bahkan suatu komunitas yang berhubungan dengan masa lalu,”katanya Ketua STT Rhema ini mengawali materinya.

Lantas seperti apa tanda-tanda keberadaan dan pengaruh kutuk? Sedikitnya ada 7 tanda yang dicatat. Antara lain, keadaan alam yang tidak subur, tidak ada yang tumbuh dengan baik walau hasil survey menyatakan lain.

Kemudian bencana menimpa sebuah Negara atau teritori tertentu secara beruntun, mempengaruhi tingkah laku masyarakat (Ulangan 28:16-68), Masyarakat yang tertekan, wabah penyakit yang aneh, menimpa keluarga secara turun temurun, seperti penyakit, perceraian, anak cacat dsb, menimpa pribadi secara spesipik, menimpa usaha dan aktivitas perkantoran dll.

Dijelaskan, tidak terjadi dengan sendirinya, hukum sebab dan akibat tetap berlaku untuk segala peristiwa yang dialami manusia ataupun alam dimana kita hidup. Demikian pula dengan kutuk dan berkat, karena Tuhan sendiri menyodorkan kepada orang yang percaya dan menjadi pengikut-pengikutnya untuk mereka pilih yaitu kutuk atau berkat. Hal itu lanjutnya seperti ditegaskan dalam kitab Ulangan. “….. Karena itu pilihan ada di tangan orang itu sendiri untuk bisa menikmati hari-hari baik atau keburukan yang akan menimpanya,”katanya.

Lebih jauh diuraikan, sumber kutukan itu adalah dari Tuhan dan dari setan. Penyebab kutukan dari Tuhan, dimana waktu ular menyesatkan manusia pertama di taman Eden, Hawa dan diikuti Adam, Tuhan kecewa dan murka sehingga sebelum dikorbankan binatang (Paskah di Eden) untuk menudingi Adam dan Hawa, Allah menumpahkan kutuk atas ular, Hawa dan Adam, serta mengusir mereka dari taman Eden.

Hal itu sangat jelas difirmankan dalam Kejadian 3:14-15. Demikian juga beberapa contoh sejumlah tokoh dalam Alkitab yang dikutuk Tuhan, misalnya Imam Eli, karena tidak sungguh-sunggu melayani Tuhan, kemudian Raja Saul dikutuk karena melawan an tidak menghormati Tuhan dan masih banyak contoh lainnya.

Kemudian Kutuk dari Setan. Dikatakan, cara setan sangat licik dan menggoda, dimana setan menawarkan berkat,jabatan, kemuliaan, dan kekayaan dunia, keperkasaan dan lainnya, tetapi harus dibayar dengan kutukan beragam. Salah cotoh adalah apa yang dialami Ayub ketika Tuhan memberi kesempatan kepada Setan mencobai Ayub, akibatnya mengerikan, setan bereaksi dengan beragam cara untuk melukai hati Ayub agar emosi dan marah pada Tuhan, namun Ayub menang, serta banyak contoh lainnya.

Selain Seminar Rohani, MD Papua Gereja Karapatan Pantekosta (GKP) juga menyelenggarakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). KKR yang digelar selama tiga malam berturut-turut tersebut, diikuti ratusan jemaat dengan dilayani oleh tiga orang pembicara, Pdt Joshua KH Madjid MM,PhD, Pdt Ben Benard Yakob dan Pdt Johanis Sambo BE,M.TH. Dan luar biasa KKR yang berakhir tadi malam MInggu (23/1) banyak jemaat yang merasa diberkati dan mengalami lawatan Tuhan. Kembali ke masalah kutuk turunan.

Menurut Pdt Joshua saat menyampaikan makalahnya,kutuk turunan adalah kutukan yang aktif bergerak menimpa manusia pribadi maupun ke luarga, bisa juga suatu lingkungannya. Beberapa contoh tentang kutuk turunan dalam alkitab. Seperti orang Yahudi menimpa kutuk darah dan anakcucunya. Sejak itu dari abad kem abad orang Yahudi jadi korban pengusiran, pengucilan dan pembantaian. Misalnya zaman perang dunia II lebih dari 6 ribu Yahudi dibantai Hitler.

Kemudian Imam Eli juga mengalami kutuk turunan. Ia ditolak pelayanannya, lewat utusan Tuhan karena mengabaikan keluhan umat atas prilaku kedua anaknya yang mencemari rumah Tuhan (1 Samuel 2:29,36). Abyatar adalah keturunan terakhir Imam Eli yang menggenapi nabuat kutukan ini. Ada juga yang mengutuk diri sendiri. Banyak orang tidak menyadari bahwa hidupnya dipengaruhi perkataan-perkataan yang diucapkannya. Contohnya apa yang terjadi atas ucapan kata-kata kutuk Nuh atas Kusy yang pengaruhnya dialami 95 persen penduduk Afrika hingga sekarang. Jadi kalau kita mengalami hal buruk yang menimpa secara turun-temurun, mungkin ada kaitan yang berasal dari leluhur kita.

Selain kutuk turunan, juga ada kutuk akibat mengandalkan diri sendiri, lalai, malas melayani pekerjaan Tuhan. Ada juga kutuk dari orang yang diurapi. Untuk itu hati-hati dalam mengeluarkan kata-kata, jangan sampai mengeluarkan kata-kata kutuk, baik kepada orang lain maupun kepada keluarga terutama anak, suami atau istri.

Selanjutnya, kutuk karena memiliki barang tumpas, yaitu benda-benda atau patung ukiran, lukisan, boneka,susuk perhiasan dan berbagai barang yang pernah diisi mantera, pernah dipakai untuk ritual dukun, di rumah berhala serta benda-benda kuno yang tidak jelas asal-usulnya. Sering menjadi penyebab penderitaan,penyakit, sumber kesialan dan sebagainya. Menurutnya, dari berbagai jenis kutuk ini bukan tidak ada solusi, tetapi ada cara membebaskan diri dari kutuk.

Membebaskan diri dari kutuk
Datang dan percaya kepada Tuhan Yesus. Bahwa misi utama kadatang Tuhan Yesus adalah untuk menggenapi nubuatan yang dikutif dalam khotbahnya di Lukas 4:18. Untuk memberitakan tahun pembebasan kepada orang-orang tawanan… untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rakmat Tuhan telah datang. Kemudian Yesaya 53 telah jelas dinyatakan Tuhan bahwa tujuan kematian Yesus di kayu salib untuk mengangkat penderitaan juga segala kutukan-kutukan masa lalu. Ada dua belas jenis kutuk sakit penyakit dan penderitaan. Maka seharusnya ketika kita terima Tuhan Yesus harus bebas dari pengaruh masa lalu alias bebas dari kutuk.

Sumber: BintangPapua