Saturday 29 January 2011

Saturday, January 29, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Missionaris Asal Amerika Serikat di Bunuh Kartel Meksiko.
MEXICO CITY (MEXICO) - Pihak berwenang Amerika dan Meksiko sedang menyelidiki pembunuhan seorang misionaris AS di Meksiko, bahkan kelompok misi di Texas sedang mengevaluasi kembali akan tingginya resiko kerja di negara tersebut.

Nancy Davis, 59, telah melayani di meksiko selama 40 tahun. Suaminya mengatakan mereka berada sekitar 70 kilometer di sebelah selatan perbatasan ketika orang-orang bersenjata dengan menggunakan truk pick up mencoba untuk menghentikan mereka. Ketika Mr. Davis melajukan kendaraannya, mereka melepaskan tembakan dan melukai Nancy di kepala.

“Penembakan itu terjadi di pedalaman Meksiko saat mereka sedang melakukan perjalanan dari Meksiko menuju Amerika Serikat,” ujar Ruben Villescas selaku kepala polisi Texas, Pharr.

Pihak berwenang mengatakan penembakan terjadi di salah satu daerah yang paling berbahaya di Meksiko. Daerah ini dikendalikan oleh kartel obat Zetas, sebuah fakta yang mungkin sudah diketahui oleh pasangan suami istri Davis.

Para sahabat mengatakan pasangan ini menghabiskan seumur hidup mereka di Meksiko untuk merintis didirikannya gereja-gereja baru.

Kelompok misi di Texas selatan mengatakan kematian Nancy menjadi salah satu peringatan terhadap bahaya pelayanan di Meksiko, dan mereka menilai ulang kebijakan surat perjalanan mereka.

“Saat ini kami belum secara resmi duduk dan membicarakan apa yang menjadi kebijakan kami tetapi kebijakan informal kami adalah, ‘Jangan abaikan orang-orang ini, mereka membutuhkan pertolongan untuk diselamatkan lebih daripada sebelumnya,’” ujar Mark Rotramel, moderator dari Rio Grande Valley Babtists Association.

“Namun melakukan hal ini sangatlah berbahaya. Jadi jika mereka melakukan misi ke sana, mereka harus sangat berhati-hati,” lanjutnya. “Dan kita tidak mendorong semua orang untuk mengalami seperti apa yang telah kita lalui.”

Setelah penembakan itu, Mr Davis mengatakan ia mengendarainya mobilnya ke perbatasan dengan kecepatan penuh untuk melarikan diri dari orang-orang bersenjata. Istrinya meninggal satu jam kemudian di sebuah rumah sakit di Texas selatan akibat luka-luka yang dideritanya.

Sesungguhnya tak ada kematian yang sia-sia di dalam Tuhan.

Sumber: Jawaban