SINTANG (KALBAR) -Wakil Bupati Sintang Ignasius Juan, memberikan apresiasi yang tinggi atas perkembangan yang dialami oleh masyarakat Desa Lundang Baru Keamatan Dedai, berupa perkembangan ekonomi masyarakat yang cukup pesat, pertumbuhan umat yang cepat dan diimbangi dengan semangat masyarakat untuk mendirikan gereja baru dan lebih refresentatif.
Apresisasi tersebut diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Sintang, saat melakukan peletakan batu pertama gereja Katolik Santa Theresia di Desa Lundang Baru Kecamatan Dedai, Minggu (23/1). “Saya bangga pada masyarakat di sini, karena perkembangan umatnya sangat pesat. Ini menandakan iman masyarakat yang sudah baik, mampu dan semangat membangun gereja, dan terlebih memiliki semangat kebersamaan dan gotong royong yang baik.
Tanpa itu semua, tentu mustahil umat disini mampu membangun gereja baru,” kata Wabup.
Dalam kesempatan tersebut, Juan mengingatkan masyarakat untuk tidak terlena dengan harga karet yang tinggi saat ini, dan masyarakat hendaknya mengelola penghasilan dengan bijak. Penghasilan yang meningkat karena harga karet yang sangat baik saat ini harus dibagi untuk memenuhi kebutuhan hidup, ditabung, memperluas kebun karet dan tentunya menunaikan tanggung jawab umat pada gereja, khususnya dalam upaya masyarakat untuk membangun gereja yang baru.
Pastor Paroki Keluarga Kudus Pandan Romo Leonardus Miau, Pr mendorong umat Katolik untuk terus mandiri dalam membangun gereja, dan tidak mengharapkan bantuan dari pihak lain. Sebab, kekuatan utama dalam membangun rumah ibadah adalah umat itu sendiri. Untuk itu, momen harga karet yang tinggi saat ini harus dimanfaatkan untuk memperbesar dana yang diperuntukan bagi pembangunan gereja ini dari masyarakat.
Sementara itu, Aloysius Aseng, ketua umat sekaligus ketua panitia pembangunan gereja menjelaskan, bahwa gereja ketiga bagi umat stasi Lundang Baru akan dibangun dilokasi gereja pertama yang dibangun saat era PTPN XIII, sehingga gereja yang sudah tua tersebut akan dirobohkan terlebih dahulu. “Dana yang tersedia sudah cukup memadai, dan gambar rencana bangun sudah ada.
Dana yang sudah ada bersumber dari dana kolekte, sumbangan umat dan sumbangan pihak lain. Kami juga optimis pembangunan gereja yang cukup besar yakni berukuran 25 x 25 meter tersebut akan mampu diselesaikan” jelas Aloysius Aseng.
Umat stasi Lundang Baru pada tahun 1967 saat era mulai beroperasinya PTPN XIII membangun gereja berukuran 6 x 10 meter dengan bahan kayu. Setelah 30 tahun berjalan, seiring petumbuhan umat Katolik, tahun 1997 gereja baru dibangun lagi persis disebelah gereja lama.
Gereja baru tersebut berukuran 8 x 12 meter.
“Saat ini gereja tersebut sudah tidak mampu menampung jumlah jemaat yang terus bertambah, dan kesadaran untuk datang ke gereja yang sangat baik. Untuk itu, mulai tahun 2011 masyarakat bertekad membangun gereja yang lebih besar guna mengantisipasi pertumbuhan umat,” tukasnya.
Sumber: PontianakPost