JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Jhoni Rahmat mengatakan pada hari Selasa (22/2/2011) telah dilaksanakan aksi damai oleh seluruh cabang GMKI menyusul adanya berbagai persoalan kelambanan dan ketidakkonsistenan pemerintah dalam menyikapi konflik SARA di Indonesia.
Menurutnya, konflik SARA seperti yang terjadi di Cikeusik dan Temanggung tak lepas dari gagalnya pemerintah dalam melaksanakan tugas pokok yang tertera dalam UUD 1945.
"Maka kami dari GMKI yang ada di 75 cabang di seluruh Indonesia mengelar aksi menuntut pelaku pembakaran dan pengrusakan gereja di Temanggung harus ditangkap dan diadili serta membubarkan ormas-ormas fundamental agama yang menggangu kerukunan umat beragama dan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Jhoni dalam konferensi pers di kantor PGI, Jakarta, Selasa (22/2/2011).
Ia mencontohkan kasus penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang Banten. Ia menilai adanya pembiaran oleh pemerintah (Polisi) terhadap para perusuh dalam melakukan gerakan terorisnya. Parahnya, informasi yang didapat oleh intelijen dua hari sebelum penyerangan juga tak pernah digubris.
"Namun tidak ada upaya-upaya preventif," tandasnya.
Oleh karena itu, pihaknya menuntut ketegasan negara untuk menjamin keamanan dan kebebasan beragama terhadap warga negaranya. Pasalnya negara mempunyai peranan penting untuk menyuguhkan yanga terbaik bagi warga negaranya.
Sumber: TribunNews