Friday, 18 February 2011

Friday, February 18, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Katolik di Kamboja Sesalkan Jatuhnya Korban Dalam Konflik Perbatasan.
PNOMPENH (KAMBOJA) - Konflik yang terjadi antara Thailand dan Kamboja di daerah perbatasan mulai 4 Februari lalu yang dipersengketakan di dekat Kuil Preah Vihear dengan mengerahkan senjata berat seperti meriam roket dan artileri mengakibatkan jatuhnya korban jiwa di kedua pihak. 

Jatuhnya korban jiwa ini disesalkan oleh Gereja Katolik di Kamboja yang juga segera menyerukan diadakannya resolusi damai atas pertikaian itu. “Banyak orang mengalami luka serius, banyak tempat ibadah hancur, dan sebuah situs peninggalan sejarah rusak yang tidak mungkin bisa diperbaiki kembali,” demikian sebuah pernyataan yang dikeluarkan Gereja Katolik di Kamboja pada 14 Februari. 

Vikaris Apostolik Phnom Penh Mgr Olivier Schmitthaeusler menghimbau semua komunitas serta organisasi-organisasi nasional dan internasional untuk segera bekerja sama di semua jenjang untuk membantu menghentikan konflik itu. 

“Kita berdoa kepada Tuhan agar Tuhan yang baik itu memberkati kedua belah pihak dengan kedamaian dan membimbing para pemimpin dari kedua negara untuk menyelesaikan konflik ini dengan cara damai dan untuk menghindari penumpahan darah lebih lanjut,” demikian pernyataan tersebut. Long Sophal, seorang Gereja yang bekerja dengan Jesuit Servive di Kamboja, mengatakan dia berharap Thailand dan Kamboja mengindahkan kata-kata dari Uskup Schmitthaeusler itu. 

“Kami selalu menentang perang karena semua orang menderita. Jadi seruan untuk memohon penyelesaian damai tersebut patut didukung,” katanya. Organisasi-organisasi lain juga menyuarakan dukungan mereka terhadap seruan dari pihak Gereja itu. 

Pertikaian selama 4-7 Februari di perbatasan itu menurut laporan menewaskan sedikitnya delapan orang – tiga di pihak Thailand dan lima di pihak Kamboja – dan melukai banyak orang serta mengakibatkan ribuan orang mengungsi.

Sumber: Ucanews