JAKARTA - Menurut sebuah survey yang diadakan oleh Penelitian LifeWay, gereja-gereja sekarang ini banyak yang beralih ke media sosial dalam melakukan kegiatan maupun pelayanannya. Facebook merupakan alat yang paling populer, menurut penelitian tersebut. Survey ini dilakukan kepada 1003 jemaat Prostestan dan ditemukan bahwa 47 persen dari gereja-gereja secara aktif menggunakan Facebook.
Setelah Facebook, media sosial yang paling banyak digunakan adalah software manajemen gereja yang dibutuhkan oleh gereja sekarang seperti untuk menyiapkan lagu-lagu kebaktian yang dipakai oleh 20% gereja dari hasil survey. Setelah itu diikuti oleh MySpace, Cobblestone, Unifyer, The City, dan Ning. Namun ada 40% gereja yang tidak menggunakan media sosial apapun.
“Gereja adalah tempat alami untuk berinteraksi,” kata Scott McConnell, Direktur Penelitian LifeWay. “Jemaat secara cepat mengadopsi media sosial yang ada, tidak hanya agar mereka dapat dengan cepat berkomunikasi, tapi juga dapat berinteraksi dengan orang yang berada di luar gereja mereka.”
“Media sosial sudah menjadi bagian inti dari kehidupan setiap orang dan hubungan antar manusia,” kata Curtis Simmons, wakil presiden untuk marketing dan komunikasi di Fellowship Technologies. “Jika keinginan gereja adalah untuk berinteraksi dengan jemaatnya dan mempunyai komunitas yang berarti, maka mereka harus menyediakan strategi yang secara aktif melibatkan media sosial. Ribuan orang dapat saling mendukung dan menguatkan melalui alat-alat itu. Gereja butuh partisipan yang aktif dalam pembicaraan semacam ini.” katanya lagi.
“Komunikasi secara Alkitab memang membutuhkan tatap muka, tidak hanya retweet dan kolom penggemar,” kata McConnell. “Tapi jelas sekali media sosial merupakan alat yang membantu dan menangani komunitas.”
Facebook dan media sosial lainnya memang merupakan alat yang efektif yang dapat dipakai oleh gereja-gereja dimanapun. Jika selama ini kita banyak mendengar media sosial sering dipakai untuk hal yang tidak baik, alangkah baiknya kita pergunakan alat yang multifungsi itu sebagai alat yang menyiarkan kabar kebaikan.
Sumber: Christian Post