
"Etnis Tionghoa banyak yang menjadi jemaat di sini," katanya pada Tribun, Kamis (2/2) siang.
Mantan dosen di Unversitas Atmajaya Jakarta ini berujar, pihaknya ingin mengakomodir umat Katholik yang ingin merayakan imlek. Perayaan Imlek menjadi agenda rutin di gereja ini dimulai sejak diakuinya Tionghoa dan agama Kong Hu Cu sebagai bagian dari bangsa Indonesia secara resmi pada era kepemimpinan Gus Dur.
Semalam, Santa Maria A Fatima juga menggelar misa khusus Imlek. Dalam acara tersebut, masih menurut Anton, jemaat juga membagi-bagikan angpao kepada anak-anak yang hadir. Bahkan, hampir semua jemaat gereja yang beretnis Tionghoa menghadiri acara misa dengan busana Tradisonal Cina.
"Sekitar 500 orang hadir dalam misa Imlek semalam," lanjut mantan dosen Universitas Atmajaya Jakarta ini.
Ketua yayasan Salus Invirmorum ini menambahkan, tidak memberi batasan waktu sampai kapan lampion-lampion itu menghiasi halaman gereja.
Sumber: Tribun