Wednesday, 2 February 2011

Wednesday, February 02, 2011
1
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Umat Kristen Koptik Turut Unjuk Rasa Menuntut Presiden Hosni Mubarak Akhiri Pemerintahan.
KAIRO (MESIR) - Bagi Rafik seorang anggota Kristen Koptik Mesir yang merupakan minoritas di negeri Piramid itu, menyatakan bahwa mitos tentang peranan Presiden Hosni Mubarak sebagai pertahanan utama menentang terhadap masyarakat Islam militan telah hancur oleh pemboman gereja Alexandria pada malam Tahun Baru 2011.

Dia bersama umat Koptik lainnya pun menunjukkan partisipasi mereka bersama sedikitnya satu juta orang Mesir pada hari Selasa (1/2), mendukung pernyataam keinginan warga Mesir  untuk mengakhiri pemerintahan tiga dekade Mubarak. Hal  lebih penting daripada ketakutan terhadap perubahan kekuasaan yang mungkin memprioritaskan kelompok-kelompok Islam.

"Setelah pemboman  Gereja Koptik di Alexandria untuk pertama kalinya di Mesir mulai menunjukkan ketidak percayaan terhadap Mubarak. Ia pernah menyatakan bahwa 'Ketika aku berkuasa, kau aman.

" Namun, ketika dia berkuasa, kita (Umat Koptik) tidak aman, "kata dokter gigi, 33 tahun ketika ia berdiri di tengah ribuan pengunjuk rasa di Kairo's Tahrir Square.

Mubarak, yang pemerintahnya berjuang pemberontakan Islam kekerasan di tahun 1990-an, telah menjual dirinya untuk sekutu Barat sebagai taruhan mereka aman terhadap militansi.

Pemerintah juga menyembunyikan Ikhwanul Muslimin, yang telah mengawali kekerasan, perlindungan ketat di bawah pemerintahanya.

Pemimpin 82 tahun telah berupaya untuk menggambarkan dirinya sebagai pembela Koptik Mesir, sekitar 10 persen dari 80 juta di negara orang. Kritik mengatakan bahwa sudah termasuk mengkooptasi gereja abad-pertama untuk legitimasi bagi pemerintahannya.

Kekerasan terkadang memanas antara orang Kristen Mesir dan umat Islam atas isu-isu seperti sengketa tanah, dendam keluarga dan roman antar agama, dan umat Koptik banyak mengeluh sebab sulit bagi mereka untuk mendapatkankan pekerjaan dalam pemerintahan serta dalam hal pembangunan gereja.

Namun kendala antar umat tersebut terasa menghilang selama seminggu terakhir ini. orang Kristen turut bergabung bersama para demonstran yang berada dijalan-jalan utama kota Mesir.

"Kami datang ke sini untuk menunjukkan bahwa setiap orang Mesir harus berada di sini dan ingin berada di sini. Tidak ada perbedaan antara Kristen dan Muslim," kata Mina Shehata, seorang Kristen dari Nagaa Hamady, yang adalah tempat penembakan yang menewaskan enam orang Koptik pada awal 2010.

Pada protes selama seminggu ini gambar Salib dan Bulan Sabit muncul dan berbaur diantara para demonstran menjadi pemandangan umum di Tahrir Square.

"Kami tidak ingin Mubarak Orang-orang di sini tidak ingin dia.. Muslim dan Kristen tidak ingin dia," kata Mariam Eissa Nasif, 25 Tahun.

Kekhawatiran Dominasi Islam Militan
Ada muncul kekhawatiran dari beberapa umat Koptik terhadap kelompok-kelompok Islam yang bisa mendapatkan pengaruh lebih setelah turunnya Mubarak, dengan begitu mereka mempunyai kuasa untuk mengusir kuat menekan minoritas termasuk umat Kristen.

"Kami sudah tinggal sepanjang hidup kita dengan pemikiran bahwa Hosni Mubarak melindungi kita sebagai orang Kristen, dan jika dia pergi kita akan dapat ditekan," ujar Salama, seorang pekerja teknologi informasi 36 tahun,.

"Saya takut bahwa mereka (Persaudaraan Muslim) ingin berkuasa, bagaimanapun, saya masih sangat senang dengan apa yang terjadi dan saya masih akan sangat senang bahwa Mubarak daun, dengan harga apapun," kata Rasha, 29, seorang pekerja pemasaran di Kairo saat di temui di sela sela demonstrasi di Tahlil Square.
 
Demonstrasi yang berlangsung selama seminggu ini telah memakan korban 300 jiwa dan direncanakan akan terus dilaksanakan hingga Presiden Hosni Mubarak turun.


Sumber:Reuters/BerbagaiSumber