MELBOURNE (AUSTRALIA) - Menanggapi situasi yang terjadi Mesir saat ini, pimpinan tertinggi Gereja Koptik Melbourne di Australia mengatakan bahwa seluruh jemaat yang mempunyai hubungan keluarga di Mesir telah mendukung dan berdoa atas perjuangan para rakyat bagi perdamaian di negeri Piramida itu. Namun kekhawatiran tetap merebak.
Dirilis Melbourne Age, Uskup Koptik Anba Suriel menegaskan bahwa kendati masyarakat Kristen Koptik mendukung gerakan masyarakat untuk angin kebebasan dan perdamaian, namun kekhawatiran terhadap kaum ekstrimis Mesir yang dapat mengambil alih kekuasaan tetap menjadi hal yang harus diwaspadai. ''Kita mendukung hak masyarakat untuk melakukan protes damai tetapi kita takut bahwa kelompok-kelompok ekstremis akan mengambil alih negara - ini akan menjadi bencana bagi Mesir dan bagi Koptik,'' ujarnya.
Kekhawatiran ini sungguh beralasan setidaknya terhadap kekerasan yang terjadi terhadap umat Kristen Koptik, dimana sebuah bom bunuh diri meledak di Alexandria yang menewaskan 23 orang dan melukai 97 lainnya sesaat setelah Misa Tahun Baru usai. Koptik adalah komunitas Kristen terbesar di Timur Tengah dengan populasi sekitar 10 persen dari 80 juta penduduk di Mesir. Koptik mengklaim sebagai keturunan langsung dari Firaun masa lalu.
Uskup Suriel juga menginformasikan bahwa untuk tetap menjaga keselamatan para minoritas di Mesir, para pemimpin Kristen Koptik telah membatalkan keberangkatan mereka keluar Mesir. Seperti telah diberitakan bahwa seluruh kelompok lintas agama, lintas generasi telah bersatu untuk menuntut Presiden Hosni Mubarak turun dari kursinya yang telah ia duduki selama 30 tahun.
Sumber: Jawaban