Friday, 25 February 2011

Friday, February 25, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca World Vision dan Salvation Army Responi Gempa Bumi Di Selandia Baru.
Dua lembaga bantuan Kristen terbesar di dunia bekerjasama memberikan bantuan meresponi gempa bumi 6,3 SR yang melanda Christchurch, kota kedua terbesar di Selandia Baru, pada hari Selasa (22/2) dan menewaskan sedikitnya 65 orang.

Gempa bumi dahsyat terjadi di tengah jam makan siang yang sibuk, meruntuhkan gedung-gedung tinggi, membelah jalan raya beton, dan menumbangkan puncak menara lambang dari Christchurch Cathedral di alun-alun pusat kota. Gempa yang terjadi hari Selasa ini menjadi salah satu bencana alam terburuk di negara ini.

“Kami telah berkomunikasi dengan rekan-rekan kami di Selandia Baru sejak terjadinya gempa,” ujar Tim Costello selaku CEO dari World Vision Australia. “World Vision Selandia Baru telah menawarkan dukungan praktis kepada Salvation Army (Bala Keselamatan) yang bekerja di lapangan.”

Costello mengatakan perhatian utama lembaga bantuan saat ini adalah anak-anak dari Christchuch yang mungkin trauma dengan gempa.

“Kantor kami di Selandia Baru telah bermitra dengan lembaga pengasuhan Parents Inc. untuk memberikan panduan praktis bagi mereka yang merawat anak-anak selama masa kritis bencana ini,” ujar Costello.

Gempa ini merupakan gempa bumi besar kedua yang melanda Christchurch dalam enam bulan terakhir. Pada bulan September lalu, Christchurch didera gempa 7,1 SR yang menyebabkan kerugian US$ 3 miliar, namun tidak menelan korban jiwa.

Setidaknya 100 orang, termasuk pelajar, dikabarkan masih terperangkap di bawah reruntuhan, menurut The Associated Press.

“Sangat mengerikan. Orang-orang terperangkap di dalam reruntuhan, tertimpa berton-ton beton,” ujar Nathanael Boehm, seorang web design sekaligus saksi mata dari gempa ini kepada Associated Press. Boehm menambahkan ia pikir beberapa orang pasti tewas tertimpa reruntuhan.

Bandara di Christchurch ditutup, dan listrik serta saluran telepon terputus. Bahkan beberapa pipa air meledak dan menyebabkan banjir di jalanan.

Penyelamat saat ini masih terus bekerja menyelamatkan orang-orang dari bawah reruntuhan bangunan.

“Ini hanyalah sebuah adegan dari kehancuran yang tak terkatakan,” ujar Perdana Menteri John Key kepada 3 media Selandia Baru. “Kita saat ini sedang menyaksikan hari-hari tergelap Selandia Baru.”

Di tengah bencana yang terjadi, selalu lahir pahlawan-pahlawan kemanusiaan yang tak kenal lelah dan rela mengorbankan jiwa raga untuk menyelamatkan nyawa orang lain yang tak dikenalnya.

Sumber : christianpost.com