Thursday, 10 March 2011

Thursday, March 10, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Klasis Mimika Peduli HIV / AIDS.
TIMIKA (PAPUA) - Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Klasis Mimika terus menyerukan kepada jemaat untuk peduli terhadap bahaya HIV/AIDS di Kabupaten Mimika. Tugas keluarga-keluarga jemaat membentengi diri dengan iman, serta menjauhi segala praktek-praktek seks bebas yang menjadi pemicu datangnya virus meatikan ini. 

“ Peran gereja sedapat mungkin setiap ada kegiatan ibadah seperti di gereja, ibadah rumahtangga, ibadah pada hari-hari besar dan hari-hari raya diharapkan para hamba Tuhan dapat menyampaikan pesan moral mengenai bahaya dan kepedulian gereja terhadap HIV/AIDS yang mengancam masyarakat Kabupaten Mimika,” demikian imbauan moral yang disampaikan Ketua Klasis GKI Mimika, Pdt Matheus Adadikam, STh kepada wartawan di Timika, Sabtu ini. 

Adadikam mengatakan dari kasus HIV/AIDS sebanyak 2.000 lebih paling banyak orang Kristen. Kasus kekerasan dalam rumahtangga setiap bulan menurut laporan polisi dan laporan dari berbagai organisasi perampuan paling banyak adalah keluarga Kristen. Kasus perceraian juga paling banyak orang Kristen. Ia tidak merinci berapa banyak orang Kristen yang menjadi korban dalam beberapa kasus diatas, namun sebagai Hamba Tuhan dirinya mau mengingatkan kepada masyarakat Kabupaten Mimika, jemaat GKI Klasis Mimika dan seluruh masyarakat Kristen di Kabupaten Mimika wajib mengetahui pengatahuan tentang HIV/AIDS. 

Karena menurutnya dengan mengetahui ilmu tentang kasus berbahaya ini, warga akan ketakutan dan dapat menjauhi diri dari kegiatan-kegiatan mabuk-mabukan, kunjung mengunjugi tempat-tempat hiburan malam, tempat-tempa praktek prostitusi, dan tempat-tempat rekreasi lainnya. “ Terus terang setiap acara apapun, baik acara gereja, acaran kedinasan meskipun konteksnya sedikit berbeda saya selalu berupaya untuk menghubungkan dengan pesan moral mengenai HIV/AIDS. 

Sebab gereja turut peduli dan ambil bagian dalam menyadarkan umat untuk kembali ke jalan yang benar yaitu jalan yang menjauhidari segala praktek kemaksiatan. Kasus HIV/AIDS di Timika seturut laporan dari Dinas Kesehatan, menurut Adadikam tertinggi melalui hubungan seksual, dan sedikit karena penggunaan obat-obatan terlarang. 

Gereja melalui suara kenabiannya, tidak bosan-bosan menyampaikan pesan ini ,agar umat sadar bahwa HIV/AIDS tidak datang dengan sendirinya tapi datang karena perilaku manusia yang menyimpang. Dengan kasus di Timika diatas 2.000, kedepan diakuatirkan gereja-gereja dari semua denominasi gereja akan kosong karena sebagian umatnya sakit-sakitnya bahkan meninggal dunia. 

“ Saya tidak bicara sesuai dengan teori gunung es, tetapi peran gereja digaris terdepan untuk menyadarkan umatnya bahwa HIV bisa tertular karena perilaku yang menyimpang, orang menjadikan uang uang sebagai raja sehingga uang mengatur semua sisi kehidupan seseorang termasuk uang menjerumuskan orang ke praktek-praktek maksiat. Dengan kata lain, ketika ada uang sikap orang berubah, mucul kesombongan dan kesenangan diri, mulai menjauhi diri daru Tuhan. 

Belum terlambat, mari sudah waktunya kita kembali ke jalan yang benar yaitu jalan yang takut akan Tuhan. Untuk mencegah hal itu, gereja terus menerus menyampaikan pesan ini baik pada ibadah hari minggu, hari raya atau hari besar, badah rumahtangga, atau juga dalam kunjungan-kunjungan secara pribadi ke keluarga-keluarga kristiani. 

Sumber: Bintang Papua