Wednesday, 30 March 2011

Wednesday, March 30, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Intensitas Hujan Tinggi akibatkan Rekahan Bertambah, Warga Semakin Cemas. PURWOREJO (JATENG) - Titik rekahan tanah di Dusun Jambean, Desa Sidorejo, Kecamatan Purworejo bertambah banyak, menyusul intensitas hujan yang masih terus tinggi hingga kini. Kondisi itu semakin menambah cemas warga yang berada di radius tidak jauh dari rekahan tanah, kontrol dan pengamatan terus dilakukan warga setempat Selasa (29/3) kemarin.

Jika sebelumnya dilaporkan retakan tahan hanya sepanjang 300 meter dan mengancam 30 keluarga yang tinggal di Dusun Jambean RT 05 RW 04, Desa Sidorejo, Purworejo. Kini rekahan yang cukup berpotensi menimbulkan bencana longsor itu bertambah panjang jika dijumlahkan.

Mengingat, rekahan semakin bertambah banyak. Total warga Dusun Jambean Desa Sidorejo berjumlah 120 keluarga. Sementara yang berada di radius terdekat dengan titik rekahan kini sebanyak sebanyak 66 keluarga. Dengan penambahan jumlah rekahan, panjang rekahan kini mencapai 400-an meter.

Retakan terlebar bisa terpantau memanjang di jalan setapak di RT 05 RW 04 Dusun Jambean. Mantan Kadus Jambean, Cipto Utomo, 63, menyebutkan, retakan yang terjadi kini bertambah meski tidak membentuk garis linear. "Retakan itu tidak berada di satu lokasi saja, melainkan muncul secara seporadis dan banyak menyusul turunnya hujan yang lama," ungkapnya, Selasa (29/3) kemarin.

Dikatakan Ciptono, sebagian rekahan sudah dilakukan penambalan secara gotong royong oleh warga. Namun demikian, rekahan-rekahan baru muncul dan yang paling banyak di wilayah pekarangan dan kebun warga. "Retakan tanah ini sebenarnya bukan hanya sekali ini, sebelumnya juga pernah terjadi rekahan yang sama. Kali ini retakan seperti tanah yang turun membuat tanah yang seolah pecah remuk bergaris tidak beraturan. Kendati demikian kami masih cukup tenang meski sejatinya juga sudah sangat cemas," ujarnya.

Dusun Jambean yang terletak sekitar lima kilometer dari pusat kota Kabupaten Purworejo. Dengan batas geografis, sebelah timur Desa Jelok, Kecamatan Kaligesing, utara Desa Sidomulyo, Kecamatan Purworejo, dan sebelah selatan Desa Brenggong, Kecamatan Kaligesing.Fahrudin, warga Dusun Jambean, RT 05 RW 04, menambahkan, sejak hujan dua hari terakhir, retakan tanah sudah berjumlah empat titik.

Semuanya merupakan rekahan baru dan rekahan lama yang kembali menganga. "Inilah risiko kalau memiliki rumah atau tanah di pegunungan, namun kondisi ini sekiranya masih bisa diantisipasi, meski kami tetap khawatir dengan kondisi rekahan terlebih hujan masih terus turun," ucapnya."Retakan ini berjarak sekitar 15 meter dari retakan baru di atasnya. Sebagian bahkan melintas di pemukiman warga, tepatnya di rumah ketua RT 05. Dan retakan baru bisa dilihat di tanah milik almarhum Samat.

Di sana nampak empat titik retakan baru yang tidak simetris," jelasnya.Terpisah, Kasi Linmas, (Kesbangpolinmas) Kabupaten Purworejo Hardoyo mengungkapkan, data terakhir yang masuk dari Dusun Jambean, panjang retakan sudah mencapai 400 meter, sedikitnya 66 KK setara dengan 231 jiwa masih dalam kondisi tenang namun juga cemas. Dikatakan Hardoyo, retakan yang jika disambung mencapai 400 meter itu sedikitnya mengancam 11 hektar tanah milik warga, rekahan terjelas bisa mencapai lebar dua centimeter. Ancaman longsor akibat rekahan itu juga mengintai fnfrastruktur lainnya seperti tiga unit bangunan Masjid, Gereja dan Komplek Sekolah Dasar (SD).

Langkah yang sudah diambil yakni melakukan kerja bakti menutup rekahan, pemantauan terus menerus, serta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada khususnya jika turun hujan lebat. "Pemda juga sudah berkonsultasi dan koordinasi dengan Direktorat Sungai dan Waduk yang menangani bencana sedimen yang memangku wilayah Jateng dan DIJ yang dulu bernama Balai SABO. Kegiatan survei dan investigasi memang belum dilakukan tetapi sudah diagendakan meski entah kapan waktunya," tandasnya

Sumber:Radar Jogja