Simbol “666” yang kerap disematkan dalam aneka produk, selama ini diisukan sebagai simbol antikris, Gejala alam dan perubahan dunia yang membingungkan pun kerap dikaitkan dengan semakin dekatnya hari penghabisan. Saat fenomena ini muncul, maka sekelompok orang meramalkan bahwa waktu Tuhan semakin dekat.
Masih ingat beberapa ramalan yang tidak pernah terjadi, seperti: William Miller pernah bilang kiamat tahun 1843. Charles Taze Russell (Saksi Yehova) pernah bilang kiamat terjadi tahun 1874, terus diralat jadi tahun 1914, terus diralat lagi jadi tahun 1918.
Rutherford (Saksi Yehova) pernah bilang kiamat akan terjadi tahun 1925. Nostradamus bilang kiamat bakal terjadi Juli 1999. Ps. Benny Hin pernah bilang Tuhan bakal datang tahun 1999, dan Pdt. Mangapin Sibuea bilang kiamat bakal terjadi tanggal 10 November 2003. Ternyata semua isu itu, hanyalah ramalan kosong atau berita picik yang membodohi umat, karena tidak pernah menjadi kenyataan.
Apa yang membuat para peramal atau penyebar isu ini terus menggembar-gemborkan isu di atas, sebagai berita terlaris untuk terus mengecoh perhatian publik? Jika mereka mengatasnamakan diri sebagai hamba Tuhan, yang menyuarakan suara Allah, namun se-baliknya menyuarakan kepalsuan untuk menakut-nakuti umat dan membodohi umat?
Sisi yang tak jauh berbeda adalah isu gerakan antikris, yang disingkapi dari berbagai pengertian angka. Jika angka 666 dianggap sebagai simbol antikris, maka apa pun yang hadir menggu-nakan angka ini akan mendapat-kan klaim sebagai bagian dari gerak-an antikris.
Contohnya Mon-dex, yang diisukan sebagai agen antikris yang menerbitkan chip 666. Atau ketika melihat sekumpulan angka “63 yang menjadi jargon produk AXIS ( Rp 6/SMS; Rp 60/menit; Rp 600/SMS), jika dijumlah 666, maka dianggap sebagai agen antikris.
Tahun 1999, ketika Intel memperkenalkan Pentium III 666 Mhz, mereka pun dituduh sebagai kaki tangan setan dalam dunia usaha. Bukan hanya Intel, dalam dunia industri komputer, nama Bill Gates pun terkena imbasnya. Nama Bill Gates III, jika dikonversi ke dalam kode ASCII (American Standars Code for Information Interchange) akan berjumlah 666. Demikian juga dengan MS-DOS 6.21 dan Windows 95.
Lebih jauh, sebuah situs internet mengampanyekan untuk berhenti mengakses internet, sebab WWW sebetulnya adalah V/ V/ V/ atau VI VI VI yang dalam angka Romawi menunjukkan 666. Semakin banyak tafsiran terhadap angka 666 dan semakin beragam respon orang terhadapnya. Ada yang cenderung menghindar agar tidak dicap ‘setan’, ada juga yang justru menggunakannya untuk kepentingan politik, bisnis, ideologi, dan sebagainya.
Yabina, dalam berbagai tulisan mengatakan bahwa sejak abad XIX berbagai ramalan tentang hari kiamat sudah marak dengan bermunculan sekte-sekte yang dipimpin tokoh-tokoh yang dikultuskan yang menganggap diri mereka sebagai corong Tuhan. Salah satu ciri gerakan kultus/sekte abad XIX ini, adalah kebiasaan para ‘tokoh yang di’nabi’kan’ itu ‘menubuatkan’ hal-hal yang dianggap dari Tuhan terutama dalam hubungan dengan akhir jaman dengan ‘perang dahsyatnya di akhir jaman’ (Armageddon).
Banyak ramalan tentang akhir jaman yang digembar-gemborkan. Dikatakan bahwa kiamat akan berlangsung pada 1883, 1914, 1925, 1998, namun semua itu tidak pernah terbukti. Yang terbaru adalah tentang isu kiamat tahun 2012 berdasarkan kalender suku Maya. Tetapi se-mua ramalan ini adalah kebo-hongan yang terus-menerus dita-namkan ke pikiran para pengikut melalui indoktrinasi yang sistematis.
Apakah kedua kata ini (kiamat dan akhir jaman) memiliki arti kata yang sama atau berbeda? Bagaimana menyingkapi hal ini dengan pasti, dalam perspektif kristiani yang benar? Padahal sudah jelas-jelas di Alkitab tertulis bahwa: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.”(Matius 24: 36). Hal senada diungkapkan Yesus dalam Kis 1: 7: ”Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.”
Menyingkapi hal ini Pdt. Yuda D Mailool berpendapat, “Akhir jaman adalah sebuah periode atau waktu yang dimulai dari terangkatnya Yesus ke sorga, sampai dengan datangnya Yesus kembali menginjakkan kaki di Bumi (Epifania).
Sedangkan kiamat adalah berakhirnya dunia ini atau dalam istilah teologi dikenal dengan Epifania, yaitu kedatangan Yesus kedua kalinya menginjakkan kaki di bumi, menghancurkan antikris di akhir perang Armageddon, dan akan mendirikan kerajaan 1.000 tahun bersama dengan orang-orang kudus yang diangkat dalam peristiwa Parousia”.
Dalam kehidupan sehari-hari kedua istilah ini sering diartikan sama, ungkap Pdt Sukanto Limbong. Menurut pria kelahiran 5 Juli 1979 ini, perbedaan keduanya adalah pertama istilah akhir jaman lebih alkitabiah, kedua akhir jaman dimaksud lebih merupakan peristiwa kedatangan Kristus kembali di mana beberapa tanda-tanda dan kedatangannya jelas dan dijabarkan dalam Alkitab.
“Sedangkan kiamat menurut saya bisa terjadi ketika manusia serakah, perusakan alam terus terjadi, hingga alam semesta ini mencapai titik kehancurannya,” cetus Limbong.
Sia-sia
Sementara Ev. Yuzo Adhinarta mengatakan, “Nubuat atau tafsiran tentang kapan jaman ini akan berakhir, dan kiamat itu akan datang, seperti misalnya yang akhir-akhir ini didengungkan dalam film “2012,” adalah hal yang sia-sia. Tidak seorang pun tahu kapan jaman ini akan berakhir, itu sebabnya tidak seorangpun bisa menentukan dengan pasti kapan rentang waktu akhir jaman tersebut”.
Pria kelahiran Surabaya, 15 November 1972 ini, menanggapi bahwa akhir jaman secara umum sebagai periode waktu (jaman) dalam sejarah manusia, sebelum Tuhan Yesus datang kedua kalinya sebagai hakim, dan langit dan bumi yang lama ini akan berlalu.
Sedangkan, kiamat itu berarti “hari kebangkitan,” yaitu hari di mana orang-orang yang sudah mati dibangkitkan untuk dihakimi (KBBI). Di Alkitab, kata “kiamat” tidak pernah dipakai. Yang dipakai “hari penghakiman” di mana orang-orang mati akan dihakimi, ungkap lulusan Calvin Theological Seminary.
Lalu bagaimana komentar Pdt. Bigman Sirait tentang isu ini?, Gembala Gereja Reformasi Indonesia (GRI) Antiokhia ini menandaskan, “Ingat jaman akhir dimulai dari kenaikan Tuhan Yesus ke surga hingga turunnya nanti, yang disebut sebagai kedatangan kedua. Semangat itu jelas dalam peristiwa kenaikan yang dicatat Lukas dalam Kisah Rasul 1: 11),” katanya.
Dalam tulisannya “2011, Kiamat Semakin Dekat”, pendiri Antiokhia Bible College ini menandaskan, “Tak ada yang tahu kapan Tuhan Yesus akan datang kembali, bagaimana mungkin kita bisa menghitung tahunnya. Jika diteliti dalam Matius 24 dan dibandingkan dengan Markus 13, jelas sekali gambaran tentang kedatangan-Nya yang kedua, diawali dengan berbagai hal-hal berat”.
Ternyata dua kata yang sangat tipis perbedaannya, namun memberi gambaran yang jelas untuk selalu berjaga-jaga dengn bertanggung jawab atas hidup yang dipercayakan Tuhan. Tidak penting kapan waktu itu datang, namun bagaimana mempersiapkan diri dengan benar jika waktu itu tiba. Tidak ada yang tahu kapan waktu itu datang, namun sudah pasti DIA berkenan kepada mereka yang melakukan kehendak-NYA, DIA akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Sumber: Reformata