Sunday 13 March 2011

Sunday, March 13, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo : 165 WNI Selamat, 331Masih Dicari. TOKYO (JEPANG) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang, mengumumkan keberhasilan tim evakuasi KBRI menyelamatkan 165 WNI. Tim evakuasi mulai mencari 331 WNI yang tinggal di tiga propinsi dengan kondisi rusak terparah yakni Miyagi, Iwate, dan Fukushima.

“Total WNI yang berhasil diselamatkan berjumlah 165 orang sejak terjadinya gempa, menyisakan 331 orang WNI yang masih dicari. Dari yang sudah terdata, seluruh pelajar Indonesia dikonfirmasi selamat,” kata Duta Besar RI untuk Kerajaan Jepang, Muhammad Lutfi, dalam siaran pers, Sabtu (12/3).

Menurut Dubes RI, tantangan yang harus dihadapi tim evakuasi tidak bertambah enteng. Tim evakuasi masih harus berjuang keras karena masih ada 331 WNI yang harus ditemukan di tengah cuaca yang sangat dingin.
“Sebelum berangkat subuh tadi, kami berjanji untuk menemukan setiap WNI yang ada di daerah gempa. Tanpa terkecuali, semuanya harus ditemukan. Alhamdullilah saat ini semua pelajar Indonesia sudah dinyatakan selamat,” kata Lutfi.

Saat ini tim evakuasi sudah sampai di pusat gempa di Sendai. Tim akan menyisir semua wilayah yang terkena imbas tsunami.

“Kami sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa tim evakuasi akhirnya berhasil mencapai Sendai, yang merupakan pusat gempa, untuk kemudian menjangkau tiga propinsi yaitu Miyagi, Iwate dan Fukushima, serta berhasil menemukan sejumlah WNI,” tandasnya.

WNI di Jepang kini tengah menunggu evakuasi yang dilakukan oleh KBRI di Jepang. Mereka bersama-sama mendirikan posko dan dapur umum untuk tetap bertahan di tengah bencana menanti bantuan datang.

“Malam ini keadaan di Oarai mulai agak tenang karena gempa mulai jarang terjadi. WNI yang mengungsi di Gereja GIII Oarai mendirikan posko dan dapur umum untuk melayani sekitar 50-an orang dewasa dan 20-an anak-anak yang mengungsi,” kata salah seorang warga negara Indonesia yang berada di Kota Oarai, Sterly Makalew, lewat surat elektronik.

Menurut Sterly, hubungan dengan KBRI baru bisa dilakukan beberapa saat lalu. Sebab jaringan telekomunikasi di Jepang terputus paska tsunami.

“Kontak dengan KBRI baru sekali terjadi karena sulitnya komunikasi lewat telepon. Pihak KBRI bekerja sama dengan pihak Gereja GIII Tokyo tengah mengupayakan mengirimkan bantuan walaupun agak kesulitan karena akses jalan banyak yang putus dan jalan tol ditutup,” tutur Sterly.

Sementara itu WNI yang bisa memasak membuat stok makanan untuk WNI yang mengungsi. Mereka tampak akrab seperti berada di kampung halaman Indonesia.

“Dengan peralatan dan stock makanan seadanya kami bahu membahu menyiapkan makanan untuk seluruh WNI yang mengungsi,” katanya.

Sumber: HarianSumut