Wednesday 30 March 2011

Wednesday, March 30, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Keuskupan Padang dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol adakan Forum Lintas Agama. PADANG (SUMBAR) - Setelah memahami ajaran agama lain dan mengakui perbedaan-perbedaan yang ada sekelompok anak muda di Sumatera Barat berkomitment meningkatkan toleransi antaragama.

Kelompok anak muda yang terdiri dari 35 orang Buddha, Katolik, Muslim, Hindu, dan Protestan menghadiri forum lintas agama pada 26-27 Maret di Padang, Sumatera Barat.

Forum yang baru pertama kali diadakan Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Padang juga dihadiri oleh beberapa dosen dan mahasiswa dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol.

Selama program dua hari itu orang-orang muda tersebut diberi pemahaman tentang ajaran dan ritus masing-masing agama.

“Tidak mengenal ajaran agama lain bisa menyebabkan salah pengertian dan persepsi yang keliru,” kata Ahmad Fauzi, seorang pemuda Islam.

Menurut Ahmad, program seperti itu membantu mengikis fanatisme agama. “Saya belajar banyak dari program ini. Saya tidak mendapatkan hal seperti ini di sekolah tempat saya belajar sekarang,” katanya kepada ucanews.com.

Hal senada juga diutarakan Anastasia Rilend, salah seorang peserta dari paroki St. Fransiskus Asisi di Padangbaru. “Tiap agama mengajarkan para pengikutnya bagaimana menciptakan toleransi dan hubungan baik dengan orang lain,” katanya.

Sementara itu dalam sambutannya Ketua Komisi HAK Keuskupan Padang Pastor Philips Rusihan Sakti mengatakan bahwa ia sering mendapatkan inspirasi dari agama lain.

“Saya kira nilai-nilai luhur dari agama lain, yang bisa memberi kita inspirasi, bisa dijadikan dasar hidup kita juga. Tapi kita tetap harus berpegang teguh pada ajaran agama kita masing-masing,” kata Pastor Philips.

Vikjen Keuskupan Padang ini berharap anak-anak muda dari berbagai agama tidak hanya memahami ajaran agama lain tapi juga harus bersatu untuk memecahkan masalah social.

Untuk bisa melakukan ini, anak-anak muda perlu mengenal satu sama lain dan menghindari rasa saling curiga.

Sumber:CathnewsIndonesia