Sunday, 20 March 2011

Sunday, March 20, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Komisi Penanggulangan Aids Provinsi Papua Bersama Persekutuan Gereja Gereja Papua (PGGP) Gelar Seminar Tentang HIV- AIDS dan Sunat Menurut Alkitab.
JAYAPURA (PAPUA) - Komisi Penanggulangan Aids Provinsi Papua bersama Persekutuan Gereja Gereja Papua (PGGP) menggelar Seminar sehari tentang HIV- AIDS dan Sirkumsisi (Sunat)dalam pandangan Alkitab yang digelar, Jumat( 18/3) di Hotel Aston Jayapura.

Ketua KPA Provinsi Papua, dr. Constan Karma dalam presentasinya menjelasakan penyebaran HIV di Papua yang mengalami peningkatan, penyebabnya masih pada hubungan seksual, meski tempat lokalisasi dikuatirkan sebagai penyebab penularan HIV- AIDS, namun dalam beberapa tahun, jumlah mengidap HIV justru di lokalisasi mengalamipenurunan dan meningkat pada Rumah tangga yakni para Ibu.

Berdasarkan jenis kelamin kasus HIV AIDS di Papua, untuk laki laki sebesar 2127 kasus sementara perempuan sebesar 1931 kasus dan tersebar hampir di semua kabupaten/ Kota di Papua dan secara komulatif kasus HIV AIDS tertinggi berada di Kabupaten Mimika dengan jumlah sebesar 1681 diikuti oleh Kabupaten Merauke 987 kasus, Kabupaten Nabire 522 kasus dan Kabupaten Biak 442 kasus.

Menurut Karma fakta tentang HIV AIDS di Papua bisa ditekan melalui penanganan pencegahan yang benar yang salah satunya adalah Sirkumsisi. Menurutnya ada beberapa kemungkinan penjelasan mengapa sunat medis pria mengurangi risiko terinfeksi HIV.

Ketika pria disunat, maka kulit kulup dan sel yang rentan ini dibuang, setelah sekian waktukulit yang baru terbuka ini menjadi tertutup dengan lapisan selaput yang mengandung keratin. Dipercaya bahwa dengan membuang kulup dan selnya yang rentan dan akibat dari keratinisasi dari kulit yang terluka ini menyebabkan menurunnya risiko seorang pria untuk terjangkit HIV.

Untuk Papua survei ini sudah dilakukan dengan melibatkan 6305 responden di 10 Kabupaten/Kota. Dari 6305 responden yang berhasil diwawancarai tentang perilaku seksualnya 6223 responden atau 98.7 pesen yang bersedia diambil darahnya untuk pengujian virus HIV.

Dari 6223 responden ini laki-laki 3114 dan perempuan 3109. Dari data ini dapat diketahui bahwa sekitar 5 persen penduduk etnis Papua telah disirkumsisi dibandingkan penduduk etnis non Papua 70 persen dari warga Papua yang tinggal di Kota.

Sumber : Bintang Papua