Saturday 19 March 2011

Saturday, March 19, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Perencanaan dan Persiapan Bantuan Caritas Jepang. SENDAI (JEPANG) - Sekelompok pemimpin Gereja Jepang bertemu di kantor Keuskupan di Sendai untuk merencanakan apa yang akan dilakukan untuk Sendai yang hancur karena gempa dan tsunami.

Uskup Niigata Mgr Tarcisius Isao Kikuchi dan Pastor Paul Daisuke Narui, masing-masing sebagai ketua dan direktur pelaksana dari Caritas Jepang, serta Uskup Saitama Mgr Marcellinus Daiji Tani bertemu dengan kantor penasehat Keuskupan Sendai pada 16 Maret.

Mereka merencanakan pembentukan pusat dukungan darurat untuk Keuskupan Sendai, yang rusak parah akibat gempa dan tsunami pada 11 Maret.

Pusat tersebut akan diketuai oleh Uskup Sendai Mgr Martin Tetsuo Hiraga dan diwakili oleh penesehat keuskupan Pastor Peter Shiro Komatsu. Seorang pekerja Caritas akan ditempatkan di Sendai untuk mengkoordinasi karya bantuan. Klerus dan umat dari keuskupan-keuskupan lain juga bisa bergabung melalui pusat tersebut.

Pusat baru yang akan mulai menerima bantuan dan tenaga relawan tersebut, akan beroperasi setidaknya selama enam bulan.

Kuria Sendai dan keuskupan-keuskupan lain serta Caritas Jepang telah menerima banyak pertanyaan berapa banyak relawan yang diperlukan dan bantuan apa yang dibutuhkan, dan berapa banyak pekerja yang diinginkan.

Pertemuan itu juga memutuskan untuk menangani penerimaan dana darurat di Keuskupan Sendai. Caritas Jepang telah menerima dana lebih dari US$ 253.000.

Pastor Komatsu mengatakan tamu-tamunya bahwa bahan bakar minyak sangat dibutuhkan.

“Karena bahan bakar minyak terbatas dan jalanan masih ditutupi puing-puing, kami sulit sekali menemui para korban di berbagai wilayah lain di luar Kota Sendai,” katanya.

Pemerintah lokal telah mendirikan pusat-pusat pendukung, maka Gereja bisa menyediakan tempat berlindung bagi mereka yang bekerja dalam memberi bantuan, katanya.

Pada 17 Maret, Pastor Komatsu mengatakan, dia telah mengontak sejumlah paroki di pusat kota untuk mendapatkan informasi tentang korban gempa yang kehilangan tempat tinggal.

Keuskupan masih belum memiliki informasi tentang berbagai paroki di daerah pesisir, karena telekomunikasi masih terganggu.

Kecuali kematian Pastor Andre Lachapelle asal Kanada yang mengalami serangan jantung akibat terkejut dan sangat tergoncang menghadapi gempa dan tsunami, para imam dan kaum Religius lainnya aman, namun sejumlah umat Katolik meninggal.

Sumber: Cathnews Indonesia