Saturday 30 April 2011

Saturday, April 30, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ephorus GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun) Kunjungi Korban Banjir di Medan. MEDAN (SUMUT) - Suasana begitu mengharukan saat Pimpinan Pusat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) mengunjungi korban banjir di Medan.

Warga yang dikunjungi tak kuasa menahan rasa harunya. Ini terlihat saat Ephorus bertemu beberapa warga di rumahnya masing-masing, serta saat Ephorus mengajar warga berdoa bersama di Gereja GKPS Simalingkar Medan.

Sebagaimana diketahui, dini hari 1 April 2011, Medan dilanda banjir besar dan mengakibatkan ribuan keluarga korban. 42 Kepala Keluarga diantaranya adalah warga jemaat GKPS Resort Medan Selatan.

Langkahnya juga diikuti jemaat lain yang memberi simpati baik secara pribadi, maupun kelompok. Para korban mengungkapkan mereka merasa diperhatikan dan semakin kuat menghadapi musibah.

Ephorus GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun), Pendeta Dr Jaharianson Saragih, MSc,PhD di dampingi Praeses GKPS Distrik I Medan sekitarnya, Pendeta Hot Imanson Sinaga, dan Pendeta Resort Medan Selatan, Pdt Rasmidin Sinaga STh menjenguk 42 Kepala Keluarga (KK) korban banjir dari jemaat GKPS Simalingkar (32 KK), Maranatha (8 KK) dan Pancur Batu (2 KK), Sabtu lalu 2 April 2011, hanya sehari setelah peristiwa banjir di Medan.

Dilaporkan oleh Pengantar Jemaat GKPS Padang Bulan, Resort Polonia St. Alponi Sijabat, SH., sebanyak 9 KK warga jemaatnya juga terkena banjir dan mendapat bantuan dari Kantor Pusat GKPS.

Ephorus memimpin doa bersama dan kemudian menaruh “boras pir” di kepala setiap warga korban banjir. “Ini hanyalah sebuah symbol, supaya semua jemaat yang korban merasa dikuatkan dan mampu bangkit dari penderitaan akibat musibah itu,”ujarnya saat memberi kata penghiburan.

Mantan Rektor STT Abdi Sabda itu menghimbau agar jemaatnya sabar dan tetap bertekun dalam doa. "Saudara-saudara akan memperoleh pengalaman yang luar biasa dari musibah itu. Anda akan merasakan betapa Tuhan itu berkuasa atas hidup anda,"ujarnya. Suasana senyap melingkupi jemaat. Mungkin saat ini mereka belum mengerti betul ungkapan pemimpinnya itu.

Di depan para korban yang terkena banjir, Ephorus menguatkan mereka dengan siraman rohani, serta mengajak keluarga berdoa bersama. Saat Ephorus membawakan doa bersama, hampir seluruh jemaat tidak kuasa menahan rasa haru bercampur bangga mereka langsung dijenguk Pimpinan tertinggi gerejanya .

Ephorus, usai “manampeihon boras pir” juga menyerahkan sumbangan yang menurutnya, "nilainya tidak seberapa, tetapi inilah doa dari seluruh jemaat kita. Kiranya doa-doa mereka dapat menguatkan saudara-saudaraku menghadapi musibah ini,"katanya. Sumbangan diterima langsung oleh para korban. Masing-masing korban menerima Rp 500 ribu, sebagian dalam bentuk beras. Khusus untuk jemaat Simalingkar, sebagian dalam bentuk beras ,” ujarnya .

Pimpinan Majelis GKPS Simalingkar, Maranatha dan Pancur Batu.menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian Ephorus GKPS yang tanggap atas penderitaan warganya. “Kami merasa beban sebagai pimpinan jemaat bertambah ringan atas kedatangan Ephorus,”ujar St Ir Jannerson Girsang, Pimpinan Majelis Jemaat GKPS Simalingkar yang mewakili Pimpina Majelis Jemaat yang warganya terbanyak menjadi korban

Salah seorang korban yang mewakili rekan-rekan sesama korban banjir mengungkapkan perasaannya. “Kami sungguh-sungguh terhibur dengan kedatangan pemimpin kami. Kami sungguh bersyukur, ada yang memperdulikan kami,” demikian salah seorang jemaat yang mengungkapkan rasa harunya di depan Ephorus.

Pada kesempatan itu, pengurus Kebaktian Sore GKPS Hang Tuah turut memberikan sumbangan berupa beras, makanan ringan serta sejumlah uang. Selain itu, Dari , dan secara ribadi-pribadi, warga GKPS seperti Junimart Girsang, SH (pengacara yang tinggal di Jakarta), Jauliman Purba (Palembang), Japorman Saragih (anggota DPRD Sumut, Medan), Rudy Girsang (Medan), yang juga diserahkan di depan Ephorus GKPS.

Ketua Diakonia Sosial GKPS Simalingkar St Amer Saragih--salah satu bagian di Jemaat yang khusus untuk membantu jemaat yang dilanda musibah, mengkoordinir pembagian sumbangan, baik yang berasal dari Ephorus, maupun dari para simpatisan lainnya. Wanita GKPS Simalingkar dan Seksi Bapa terlihat turut membantu pembagian bantuan, khususnya barang-barang sembako.

Selain itu dari anggota jemaat melaui Diakonia Sosial GKPS Simalingkar sudah memberikan sejumlah bantuan dan masih melakukan pengumpulan bantuan dari internal jemaat."Pada saatnya nanti, kami akan mengumpulkan mereka dan menyalurkan semua bantuan yang sudah terkumpul,"ujar St Amer Saragih, mantan Vorhanger GKPS Simalingkar.

Bentuk simpati juga diperlihatkan jemaat dengan mengantarkan makanan ke rumah-rumah para korban, sarapan pagi atau makan siang. Beberapa warga secara pribadi langsung mengirimkan bantuannya, khususnya dari mereka yang memiliki hubungan keluarga. Bahkan ada yang sekedar berkunjung dan menghibur mereka.

Sementara Diakonia Sosial GKPS Resort Medan Selatan juga sedang melakukan hal yang sama. Dari Diakonia Sosial Resort, setiap keluarga akan menerima sejumlah uang, untuk turut meringankan beberan ke-42 jemaat yang korban. Dari para korban diperoleh informasi bahwa mereka juga sudah menerima bantuan dari pemerintah berupa bahan-bahan makanan dan sembako.

Meninjau Lokasi Korban Banjir
Sebelum acara pemberian “boras pir” itu, dengan dipandu Pengantar Jemaat GKPS Simalingkar, St Ir Jannerson Girsang, Ephorus GKPS, meninjau tiga rumah jemaat, yakni Sy Sidi Purba, Sy Jonnauli Saragih dan Pendeta Jonesman Saragih yang terletak di sekitar aliran sungai di Jalan Kemiri Raya, Cengkeh dan Pala. Mereka adalah beberapa diantara korban terparahdalam musibah itu.

Ketika Ephorus mengamati garis batas air yang masih melekat di dinding rumah Sy Jonnauli, beliau terharu karena air mencapau ketinggian lebih dari 2 meter. “Syukurlah, tidak ada korban jiwa maupun luka,”ujarnya.

Pemilik rumah yang dikunjungi merasa dirinya tidak merasa sendiri dalam musibah itu,meski hampir seluruh barang-barangnya di rumah terendam banjir "Lang tapunjung be iahap hanami, kami tidak merasa sendiri menanggung beban ini," ujar Sy Jonnauli Sitio, saat dikunjungi Ephorus.

Saat kunjungan itu para jemaat masih membersihkan lumpur dan sampah yang masih bertaburan di mana-mana. Akses ke rumah pendeta Jonesman Saragih STh di Jalan Cengkeh, Perumnas Simalingkar yang biasanya leluasa dilintasi mobil masih tertutup. Ephorus harus berjalan kaki di antara jemuran kain dan perabot para korban.di atas jalan yang becek. Para warga masih sibuk menjemur barang-barang mereka yang sempat terendam air dan membersihkan lumpur dari .dalam rumah mereka

Para korban umumnya mengalami kerugian karena sebagian besar barang-barang mereka terendam dan rusak, seperti televisi, kulkas, komputer, barang-barang jualan di kios atau warung. Bahkan seorang warga menalami kerugian karena 10 karung barang pakaian jualannya terendam air selamasatu malam. "Kami sulit menjemur karena tempat jemuran tidak cukup. Sebagian masih dibiarkan di dalam karung,"katanya.

Sy Sidi, salah seorang warga GKPS Simalingkar yang bekerja sebagai pengusaha angkot, membuka bengkel dan berjualan mengalami kerugian yang cukup besar. "15 mobil di depan rumah saya terendam air setingi 2 meter, kini baru dua yang sudah diperbaiki dan bisa hidup. Beberapa hari ke depan, saya harus mengeluarkan biaya untuk memperbaikinya,"katanya sedih. Selain itu dia juga mengalami kerugian dari barang-barangnya yang terendam di tokonya, karena malam itu tidak sempat diselamatkan.

Perlu diketahui, beberapa korban banjir tahun ini sudah pernah mengalami banjir pada 2006. "Hanya banjir tahun ini jauh lebih parah dari banjir sebelumnya"'ujar Sidi Purba, yang juga menjadi korban banjir 2006.

Sumber: GKPS