Monday 25 April 2011

Monday, April 25, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Perayaan Paskah di Berbagai daerah di Indonesia Berlangsung Aman dan Lancar.
JAKARTA - Perayaan Paskah di berbagai daerah berlangsung aman dan lancar meskipun pihak kepolisian sempat menyatakan status siaga I berkait dengan aksi terorisme.

Kesiapsiagaan aparat keamanan di sekitar gereja ikut membantu situasi yang aman tersebut, seperti yang terpantau di Merauke (Papua), Kupang, Larantuka (Nusa Tenggara Timur); Surabaya, Malang (Jawa Timur); Semarang, Kudus, Magelang, Solo (Jawa Tengah); Tasikmalaya (Jawa Barat); Palangkaraya (Kalimantan Tengah);Yogyakarta (DIY); Medan (Sumatera Utara); Padang dan Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat) Manado (Sulawesi Utara).

Di Kota Kupang, umat Kristiani dengan antusias memadati gereja. Pastor Paroki Romo Rudi Tjung membawakan khotbah pada misa Kamis Putih di hadapan 10.000 umat Katolik yang berjubel di Gereja Asumpta, Kupang.

Suasana aman juga menyertai Malam Kamis Putih di Gereja Katedral Larantuka, Flores Timur, yang dipimpin Romo Yosep Teluma Pr.

Di Merauke, penjagaan keamanan dilakukan oleh beberapa personel kepolisian dari jajaran Kepolisian Resor Merauke. Meski demikian, Ketua Dewan Paroki St Fransiskus Xaverius Katedral, Keuskupan Agung Merauke, menuturkan tak perlu pengamanan khusus selama perayaan Paskah.

Perayaan Jumat Agung sebagai rangkaian Paskah di Kota Padang hingga Jumat (22/4) sore terpantau aman. Hal itu terlihat di Gereja Katedral St Theresia, Gereja IFGF GISI, dan Gereja BNKP.

Sejumlah anggota polisi juga tampak berjaga-jaga di depan sejumlah gereja di Padang, seperti Gereja Katedral St Theresia, Gereja IFGF GISI, dan Gereja BNKP. Mereka mewaspadai teror bom dan gangguan keamanan lainnya.

Kepala Bidang Humas Polda Sumbar Ajun Komisaris Besar Agus B Kawedar mengatakan, sekitar 1.500 personel dikerahkan untuk mengamankan rangkaian perayaan Paskah di Sumbar hingga Minggu besok.

Di Gereja Katolik Santa Maria Ratu Rosari, Tanjung Selamat, Medan, misa Kamis Putih dan Jumat Agung berjalan lancar. Petugas kepolisian berjaga-jaga di sekitar gereja. Meskipun tidak memberlakukan pemindai besi, petugas tak segan-segan menanyai orang yang mencurigakan di lingkungan gereja.

Kepala Humas Polda Sumut Komisaris Besar Hery Subiansauri mengatakan, sekitar 16.000 personel diterjunkan, termasuk 2.000 personel yang berada di Kota Medan.

Penjagaan ketat gereja-gereja di Kota Surabaya oleh polisi sudah berlangsung sejak Kamis sore. Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya mendapat bantuan personel dari Kepolisian Daerah Jawa Timur

Di Manado, Sulawesi Utara, bahkan tidak terlihat pengamanan mencolok oleh aparat kepolisian selama berlangsungnya perayaan Jumat Agung hingga Malam Paskah dan Minggu Paskah, Minggu (24/4).

Pengamanan di gereja-gereja di Manado dan Minahasa serta Kota Bitung yang jumlah personel keamanannya lebih dari 1.000 orang dilakukan secara swadaya oleh umat sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari. ”Kami menjaga gereja sendiri, melibatkan pemuda dan bapak-bapak,” kata James Koleangan, umat di Gereja Katedral Manado, Minggu.

Kota Manado bagai bermandi cahaya lampu dengan sejumlah ornamen salib berbagai ukuran. Lampu-lampu salib tampak berpendar hampir di seluruh sudut kota, di pantai, dan di bukit.

Di daerah lain, seperti Malang, Kudus, Solo, Bandung, Padang, dan Palangkaraya, aparat kepolisian setempat diterjunkan untuk pengamanan di lingkungan gereja dan pengaturan lalu lintas di sekitar lingkungan gereja.

Di Malang, polisi bahkan sempat menyisir lingkungan Gereja Katolik Kepanjen. Hasilnya, tidak ditemukan sesuatu yang berbahaya atau mencurigakan.

Saling berbagi
Di Gereja Katolik St Albertus Malang, Jawa Timur, Romo Antonius Benny Susetyo dalam khotbahnya pada Misa Malam Paskah, Sabtu malam, mengingatkan seluruh umat atas tema Paskah tahun ini, yakni ”Berbagi untuk Sesama”.

Menurut pastor yang aktif di kalangan lintas agama itu, umat beriman harus bangkit dari budaya kematian atau hanya memikirkan diri sendiri dan kepentingan sempit.

Benny tak melepaskan pengamatannya pada maraknya aksi terorisme yang disebutnya tidak bisa dilepaskan dari masalah kaum muda saat ini yang berhadapan dengan realitas keterasingan. Mereka tidak merasa aman dengan tata nilai yang terus berubah.

”Keterasingan membuat orang mencari kepastian akan masa depan. Orang menjadi tidak stabil, mudah dipengaruhi oleh ideologi jalan pintas yang seolah-olah memberikan kepastian jalan. Mereka yang kehilangan pegangan ini senang karena dengan ideologi jalan pintas, jalan menjadi tampak lapang. Mereka diprovokasi oleh harapan,” katanya.

Di Gereja Santo Yohanes Evangelista, Kudus, Jawa Tengah, Romo Yuwono MSF yang memimpin Misa Paskah yang dipenuhi anak-anak mengingatkan bahwa orangtua lebih serius menanamkan sikap menghargai sesama dari berbagai latar belakang. Penanaman nilai itu menjadi modal bangsa Indonesia di masa mendatang untuk menghadapi lunturnya keberagaman dan persatuan bangsa.

”Orangtua wajib mendidik anak menjadi seseorang yang mampu menghormati dan menghargai sesama,” katanya.

Di Solo, perayaan Paskah yang berlangsung sejak Minggu dini hari, siang, hingga malam hari berlangsung lancar.

Bergadang di makam
Secara umum, perayaan Paskah bagi umat Katolik diawali misa Kamis Putih, ibadat Jumat Agung, misa Malam Paskah pada Sabtu malam hingga Minggu Paskah. Adapun umat Kristen Protestan memulai dari Jumat Agung dan perayaan Paskah pada Minggu dini hari.

Namun, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, ada tradisi unik, yakni ziarah dan kebaktian di makam pada Minggu dini hari. Umat bisa berdatangan sejak Sabtu sore, ada yang bermalam ada pula yang pulang.

Sekitar pukul 05.00, mereka menggelar kebaktian di makam. Pada pagi harinya, mereka baru merayakan Paskah di gereja-gereja. Suasana di sejumlah pemakaman pun sangat ramai sepanjang Sabtu malam.

Kelangkaan bahan bakar
Sementara itu, perayaan Paskah di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar, diwarnai dengan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Pastor Paroki Gereja Katolik Muara Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Romo Antonius Wahyudianto SX menyebutkan, situasi itu sudah terjadi sejak tiga pekan lalu.

Akibat kelangkaan itu, pihaknya terpaksa menyurati pemerintahan Kecamatan Siberut Selatan agar diberikan rekomendasi untuk beroleh jatah BBM. Menurut Antonius, kelangkaan BBM itu juga telah berimbas pada aktivitas warga. Hal itu terutama bagi masyarakat di daerah hulu yang sangat tergantung dengan pasokan sejumlah bahan pokok dari wilayah hilir dengan satu-satunya alat transportasi bernama pongpong atau perahu kecil bermesin.

I Ketut Permadi, Sales Representative Retail Rayon Pertamina Sumbar, mengatakan, pihaknya baru akan menambah jumlah pasokan pada Selasa mendatang. Masing-masing area ditambah 50 kiloliter premium dan 50 kiloliter solar. ”Ini upaya sementara kami untuk mengatasi kekurangan BBM,” katanya.

Sumber: Kompas