Wednesday 27 April 2011

Wednesday, April 27, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jumat Agung Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Siloam Pontianak.
PONTIANAK (KALBAR) — Menghayati hari wafatnya Isa Almasih merupakan wujud cinta kasih kita kepada-Nya bagi umat kristiani di dunia. Melalui bentuk perjamuan kudus, seluruh jemaat diingatkan kembali akan dosa-dosa yang diperbuat. Dimana tubuh dan darah Kristus telah menebus dosa manusia.

Umat Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Siloam Pontianak, melangsungkan ibadah dengan sangat khidmat. Seluruh jemaat mendengar khotbah pendeta dengan baik. “Jumat Agung ini merupakan hari kematian Yesus Kristus, kita wajib menghayatinya. Setelah itu kita akan memperingati kebangkitan-Nya sebagai respon rasa syukur untuk harapan baru,” kata Pdt Yance Tonapa, saat khotbah kemarin.

Intinya adalah supaya orang yang percaya kepada-Nya tidak lagi memikirkan pribadi dan kelompoknya saja. Tapi memikirkan akan kehidupan sesama serta bagi bangsa dan negara. Dengan garis besar diambil tema, manusia baru yang terus menerus diperbaharui.Pendeta Yance mengatakan, jadilah menusia baru.

Supaya kedepannya bangsa dan negara menjadi negara yang mempunyai harapan baru, begitu juga pada umat manusia di seluruh dunia. “Jangan mementingkan pribadi, pikirkanlah kehidupan sesama dalam bermasyarakat. Maka kita juga akan selalu menjadi manusia yang selalu taat pada-Nya,” ujarnya.

Setiap gereja di seluruh dunia pasti mempunyai program yang berbeda, tetapi dari itu semua, jemaat didalamnya mempunyai tujuan yang sama. Tujuan tersebut merupakan harapan setiap umat yang percaya pada-Nya untuk dikuatkan iman akan pengenalan kepada Yesus kristus.

Dari penguatan iman itu, lanjut Yance, akan berbuah manis ditengah-tengah kehidupan dalam bermasyarakat yang mempunyai suku, agama, serta latar belakang yang berbeda. “Intisari yang kita petik adalah memperbaharui hidup lama yang berdosa, dan sekarang menjadi manusia baru atas pertobatan yang dilakukan,” ungkap Pendeta Yance.

Makan roti dan minum secangir kecil anggur merupakan suatu lambang saja, tetapi mempunyai arti yang cukup besar bagi umat kristiani. Begitu juga yang tertulis dalam Kitab Injil, sakramen perjamuan kudus melambangkan tubuh dan darah kristus sebagai perantara antara manusia dengan Allah.Sakramen yang tertulis di Alkitab mempunyai dua jenis, sakramen baptisan dan sakramen perjamuan kudus untuk para jemaat. “Itu disampaikan oleh Yesus sendiri,” tegas Pendeta. Dari itu semua, marilah kita terus sujud menyembah dan taat pada perintah-Nya.

“Roti inikan melambangkan tubuh-Nya untuk menyempurnakan kehidupan kita dengan Allah. Sedangkan anggur yang kita minum, melambangkan darah-Nya untuk mensucikan kehidupan kita dari dosa,” terang Yance, kepada Pontianak Post kemarin. Umat Kristiani, harap Pendeta, khususnya yang berada di Kalimantan Barat harus tetap bergandengan tangan. Bersama-sama memperkuat iman sebagai umat kristus, dan menjadi saksi ditengah-tengah dunia yang penuh dengan tantangan kehidupan. Dari semua itu, tentunya bersumber dari Yesus Kristus.

Sumber:Pontianak Post